LinkAja, Transformasi TCASH Hasil ‘Kawin’ dengan Bank BUMN

0

Pelita.Online, Jakarta — PT Telekomunikasi Seluler alias Telkomsel resmi melepas operasional sistem layanan keuangan elektronik milik perusahaan yang bernama TCASH. Dompet digital itu kini diserahkan ke PT Fintek Karya Nusantara alias Finarya.

Finarya merupakan anak usaha Telkomsel yang dibentuk khusus untuk mengelola lini bisnis di bidang jasa pembayaran. Telkomsel menjadi pemegang saham mayoritas dengan porsi kepemilikan mencapai 99,99 persen di Finarya.

PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk selaku induk usaha Telkomsel mengumumkan pembentukan Finarya dalam keterangan terbuka di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 21 Januari 2019 lalu.

Namun, mayoritas transaksi pembayaran masih tunai. Hal ini tak lepas dari jangkauan para penyedia layanan transaksi keuangan non tunai yang masih terbatas.

“LinkAja diharapkan dapat menyentuh lebih banyak lapisan masyarakat di kota-kota maupun di daerah pelosok Indonesia, di mana hal ini bisa mengakselerasi inklusi keuangan dan terbentuknya society cashless (gerakan non tunai),” ucapnya dalam pernyataan yang dikeluarkan di Jakarta, Jumat (22/2).

Strategi penguatan TCASH pun dipetakan dengan menggandeng Himpunan Bank-bank Milik Negara (Himbara), seperti; PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN.

Kebetulan, para bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telah memiliki sinergi sendiri berupa jaringan Link yang selama ini digunakan untuk mengurangi biaya transfer antar bank dan penggunaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) secara bersama-sama. Lebih lanjut, kolaborasi ini pun dikembangkan lebih luas.

Nantinya, dompet digital yang dimiliki masing-masing bank bisa terhubung dengan TCASH yang sudah berwajah LinkAja. Mulai dari MyQR milik BRI, UnikQu BNI, dan e-cash Bank Mandiri. Bahkan, LinkAja turut menggandeng PT Pertamina (Persero), PT Danareksa (Persero), dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Direktur Teknologi Informasi dan Operasi BNI Dadang Setiadi mengatakan para bank negara tertarik ambil bagian dalam transformasi wajah baru TCASH karena hal ini bisa membuat BUMN memiliki satu sistem layanan keuangan berbasis QR Code yang berada di satu wadah dan saling terkoneksi.

“Itu semua digabung jadi satu, namanya LinkAja. Itu QR punya BUMN,” ujarnya.

Dari sisi perbankan, kolaborasi ini bisa membuat masing-masing bank berhemat menggelontorkan investasi demi membangun infrastruktur jaringan dan sistem. Selain itu, LinkAja bisa membuat biaya transaksi antar BUMN jadi lebih irit.

Lebih jauh, sistem ini bisa menjadi modal bagi layanan keuangan negara untuk menggaet kerja sama dengan dompet digital maupun bank luar negeri. Salah satu contoh kerja sama yang tengah dibidik, yaitu untuk melayani transaksi dari dompet elektronik asal China, Alipay milik Alibaba Group.

Rencananya, LinkAja dan dompet digital milik Jack Ma itu bisa membentuk perusahaan patungan (joint venture) agar transaksi dari Alipay yang menggunakan mata uang yuan China bisa dikonversikan ke rupiah di Indonesia ketika para turis Negeri Tirai Bambu mengunjungi tanah air.

“Nanti setelah realisasi ini beres, baru bicara itu, Alipay nanti mau kami sambungkan ke LinkAja,” katanya.

Di sisi lain, keaktifan peran masing-masing BUMN rencananya akan membuat kepemilikan saham Finarya terbagi, dari yang semula masih dipegang penuh oleh Telkomsel menjadi dimiliki oleh tiap-tiap BUMN yang terlibat di dalamnya. Ancang-ancangnya, Telkomsel memegang kepemilikan saham sebesar 25 persen. Lalu, BRI, BNI, dan Bank Mandiri masing-masing 20 persen. Sisanya, dipegang oleh Pertamina dan lainnya.


Sementara, Menteri BUMN Rini Soemarno mengaku mendukung penuh transformasi wajah baru TCASH menjadi LinkAja. Pasalnya, kehadiran LinkAja membuat sistem pembayaran dari para BUMN menjadi lebih efisien dan kuat menjangkau seluruh titik di Indonesia. Hal ini diharapkan bisa mengejar target pemerintah untuk meningkatkan gerakan non tunai.

Meski peralihan TCASH menjadi LinkAja sudah berlangsung mulai hari ini. Namun ia berharap integrasi dengan para bank pelat merah, Pertamina, dan lainnya bisa terwujud pada 1 Maret 2019 mendatang.

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Sugeng menyatakan proses perizinan LinkAja sudah memasuki tahap akhir, sehingga dalam waktu dekat terlihat bisa meluncur di pasar keuangan masyarakat.

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY