Oomleo, Sang Pionir Tren Karaoke Massal

0

Pelita.online – Bagi sebagian anak muda di Jakarta, ketika mendengar nama Oomleo rasanya sangat sulit untuk tidak melanjutkannya dengan kata “berkaraoke”.

Bagaimana tidak, hampir di setiap gelaran di mana ada karaoke di dalamnya, nyaris pasti nama Oomleo menyembul. Dalam seminggu saja, jadwalnya hampir tiap malam terisi dengan agenda memimpin karaoke.

Berdasarkan pengakuan Oomleo kepada CNNIndonesia.com, rekornya sendiri pernah 40 kali tampil dalam waktu satu bulan. Sementara bersama timnya, Oomleo pernah mencapai 75 kali tampil dalam sebulan.

Jadwalnya kian padat setelah tren karaoke massal merebak di ibu kota dan menjalar ke kota-kota lainnya.

Akibat tren ini, karaoke yang dulu hanya di tempat privat merambah ke bar kecil, di mana pemandu bak musisi sedang konser. Para pengunjung bar layaknya penggemar, menyanyikan tiap lagu dengan panduan layar bertuliskan lirik.

Oomleo sendiri bisa dibilang pionir karaoke massal semacam ini. Jauh sebelum semua hingar bingar ini, penyandang nama lahir Narpati Awangga ini sudah mulai menggagas konsep karaoke massal sejak awal medio 2000-an.

Oomleo, Sang Pionir Tren Karaoke Massal (FOKUS)Oomleo bisa dibilang pionir karaoke massal. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

Semua bermula dari keresahannya karena banyak lagu yang dapat dinyanyikan secara ‘sing along’, tapi tidak ada fasilitasnya.

“Akhirnya gua bikin karaoke, dan kualitas suaranya MIDI gitu kayak organ tunggal. Tapi ya enggak ada masalah sih yang penting senang-senang, kita bisa nyanyi, teriak-teriak, vokalnya dibuang, dan kita bisa berkaraoke,” tutur Oomleo.

Sejak menjajal dengan MIDI itu, Oomleo pun mengumpulkan lagu-lagu yang digemarinya. Lirik-lirik lagu yang akan dinyanyikan ia ketik sendiri.

Oomleo terus bereksperimen hingga setelah menemukan formula yang diinginkan, dia pun menjajalnya pertama kali dalam sebuah pesta kecil gagasan rekan-rekannya di kolektif Ruang Rupa.

Begitu format karaokenya sudah mantap, Oomleo menemukan sebuah kelab malam yang memutar lagu berbeda dengan lagu-lagu DJ pada masa itu, yakni di Parc 19 di kawasan Iskandar Syah, Jakarta.

“Nah, itu kemudian gue juga ikutan nimbrung dengan format Oomleo Berkaraoke di acara tersebut. Gue rasa awalnya di situ,” katanya.

Dalam penampilan tersebut, Oomleo belum menggunakan laptop, yang kala itu masih menjadi barang mahal. Proyektor untuk menaruh lirik lagu pun belum ada. Meski tak memiliki alat yang mumpuni, Oomleo tak kehabisan akal. Dia akhirnya menggunakan dua monitor tabung berukuran 19 inch dan 17 inch.

Oomleo, Sang Pionir Tren Karaoke Massal (FOKUS)Oomleo saat beraksi. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

Setahun setelah coba menyuguhkan format tersebut, Oomleo mencoba hal lain. Dia mengadakan lomba karaoke pada 2005 dan berlanjut dengan membuat acara karaoke di pembukaan pameran.

“Saat itu belum sampai ke ranah bahwa ini adalah salah satu cara performatif untuk menghibur orang gitu. Titik baliknya mungkin di tahun 2012-2013. Saat itu, ada beberapa bar di Jakarta yang mau mencoba menawarkan konsep DJ berkaraoke,” tutur Oomleo.

Menurut Oomleo, konsep menyediakan mikrofon bagi pengunjung pertama kali diperkenalkan di Parc 19. Namun belakangan, tren itu menjamur ke berbagai bar lainnya.

“Tapi kemudian fenomena 3-4 tahun terakhir udah mulai berubah, semua orang-orang sekarang maunya karaoke. Dateng ke sebuah klub untuk bernyanyi,” katanya.

Oomleo menilai tren ini berkembang pesat karena banyak orang rindu bernyanyi secara ‘sing along‘ seperti masa 2000-an awal karena musik masa kini sangat jarang bisa dilantunkan bersama-sama dari awal hingga akhir.

Untuk memenuhi permintaan pasar yang membeludak, Oomleo Berkaraoke sudah memiliki lima tim yang dapat disebar. Selain Oomleo, tim berkaraoke juga bisa dipimpin oleh Arie Dagienkz, Adit Insomnia, serta Ruru Radio Berkaraoke.

Baginya, keberadaan tim ini juga memudahkan ketika ada panggilan manggung di saat bersamaan. Lagipula, menurut Oomleo, pengundang biasanya tak masalah siapapun yang memandu.

“Karena tujuan utama mereka sebenarnya bukan figuratif Oomleo, ya mereka juga enggak pengin ngeliat Oomleo nyanyi. Yang mereka lakukan adalah minta lagu dan diputarkan, lalu bisa nyanyi bareng dengan lagu yang diputarkan itu,” ujar Oomleo.

Ego hingga dapat sawer

Membangun karier Berkaraoke selama hampir dua dekade, tak dapat dimungkiri Oomleo tentu sudah melalui berbagai suka duka, seperti harus mengikis ego dengan memainkan lagu yang itu-itu saja.

Semula, masih ada beberapa tempat yang mau memfasilitasi Oomleo dengan semua lagu-lagu favoritnya. Namun, selama tiga tahun belakangan, semakin banyak permintaan untuk menuruti keinginan pengunjung.

Meski demikian, Oomleo selalu dapat mengatasi kejenuhan dengan melihat kembali tujuan awalnya memimpin karaoke, yaitu menghibur orang.

“Jadi kembalikan saja langsung ke fitrahnya kita bahwa sebagai penghibur tujuan utama lo tuh bukan bermain dengan ego, tapi menghibur orang lain yang membutuhkan hiburan,” ujar Oomleo.

Oomleo, Sang Pionir Tren Karaoke Massal (FOKUS)Saat jenuh, Oomleo kembali ke tujuan awal memimpin karaoke, menyenangkan orang. (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)

Terkadang, dia mengaku bisa menemukan talenta-talenta penyanyi dengan suara luar biasa. Bahkan, usai itu dia kemudian tak gentar untuk mengajaknya bergabung meramaikan acara karaoke selanjutnya.

Udah gitu ada lagi misalnya dapet tip, dapet uang sawer dari mereka. Mereka request lagu tapi di kertasnya diselipin uang yang jumlahnya wow gila. Kalkulasi setelah acara pernah sampai dua juta,” ungkapnya sambil tertawa.

Mimpi Oomleo usai ‘Berkaraoke’

Di tengah kesibukannya di usia kepala 4 ini, Oomleo berusaha menggunakan energi semaksimal mungkin untuk memberikan hal terbaik dalam hidup. Bekerja larut malam hingga dini hari tak pernah menjadi masalah berat bagi dirinya. Baginya, kunci kesehatan adalah kesenangan.

“Kalau lo senang melakukannya, bahagia ngelakuinnya, gua rasa kesehatan enggak bakal jadi masalah buat lo. Lo bersenang-senang, berhura-hura dan segala macem, gua rasa akan baik-baik saja,” katanya.

Soal proyek lain yang terganggu dengan proyek karaoke ini sendiri, bagi Oomleo dia merasa cukup beruntung karena merasa kebetulan dunia seni kontemporer di Indonesia cenderung stagnan.

Bayangin enggak sih betapa banyaknya karya-karya sekarang jauh menarik di Instagram dibandingkan yang lo dapatkan di dalam galeri gitu? Orang lebih memilih untuk melihat Instagram dibandingkan dengan melihat ke di galeri,” katanya.

Oomleo, Sang Pionir Tren Karaoke Massal (FOKUS)Oomleo sudah berencana untuk pensiun dari dunia karaoke. (CNN Indonesia/M Andika Putra)

Meski demikian, Oomleo ingin kelak tetap ingin kembali menekuni bidang seni yang lain. Ia pun bahkan telah berpikir untuk segera pensiun dari dunia karaoke.

“Berkaraoke adalah salah satu opsi saja. Karena secara skill, secara profesi, yang utama dari gua itu seniman visual. Gua buat karya digital, itu jalur yang paling dekat dengan figur Oomleo. Pixlart, dan karaoke ini sebagai hiburan saja. Walaupun nilainya sangat tinggi sebagai profesi dan jauh lebih menghasilkan,” kata Oomleo.

“Gua pikir akan pensiun karena sudah cukup. Gua pikir kalo dilanjutkan akan terlalu, keterlaluan sih, akan terlalu over. Sesuatu yang terlalu over gua rasa enggak baik juga sih,” katanya.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY