Pengusaha Turki Buka Kantor Asosiasi di Jakarta

0
Mustakil Sanayici ve Isadamlari Dernegi (Musiad) atau Asosiasi Pebisnis dan Industri Independen asal Turki mengunjungi Kantor Balai Kota DKI Jakarta, pada Selasa (15/1).
Pelita.Online, Jakarta– Mustakil Sanayici ve Isadamlari Dernegi (Musiad) atau Asosiasi Pebisnis dan Industri Independen asal Turki mengunjungi Kantor Balai Kota DKI Jakarta, pada Selasa (15/1). Mereka mengkaji kemungkinan membuka kantor perwakilan di Jakarta, Indonesia.

“Meskipun sama-sama negara Muslim, tapi belum berdampak pada kerja sama ekonomi kedua negara (Indonesia dan Turki),” jelas Presiden Komite Organisasi Luar Negeri Musiad, Ibrahim Uyar, dilansir di Anadolu Agency,Rabu (16/1).

Ibrahim mengatakan, saat ini Musiad sudah memiliki kantor perwakilan di 91 negara, dan Indonesia akan menjadi negara ke 92. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan keinginan tersebut, selain berkunjung ke Balai Kota DKI Jakarta dan bertemu Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan, pihaknya juga mengunjungi Komite Ekonomi dan Industri Nasional Indonesia (KEIN).

Ibrahim menyebut, volume perdagangan kedua negara yang masih sangat rendah itu dapat ditingkatkan. Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, pada 2017 lalu, total volume perdagangan kedua negara tercatat sebesar 1,7 miliar dolar AS.

Tujuan didirikannya kantor perwakilan di Indonesia, kata Ibrahim adalah terciptanya peluang kerja sama bagi para pelaku bisnis antarkedua negara. Indonesia, Ibrahim menilai, adalah negara yang penting di ASEAN, begitupun Turki adalah negara yang penting di Eurasia.

“Kedua negara punya kapasitas untuk meningkatkan kerja sama bisnis dan ekonomi,” ujarnya.

Hal itu diungkapkannya, meskipun secara politik Indonesia dan Turki memiliki hubungan yang baik. Namun demikian, Ibrahim menilai hubungan ekonomi kedua negara sangat perlu ditingkatkan.

“Kita bisa menjadikan perusahaan Turki dan Indonesia bermitra untuk peningkatan kerja sama,” tutur Ibrahim.

Pihaknya telah membidik beberapa sektor kerja sama yang mungkin akan ditingkatkan oleh kedua negara. Sektor-sektor itu antara lain pertahanan, energi, dan agrikultur.

Selain itu, Ibrahim juga mengatakan tertarik untuk bekerja sama dalam pengembangan kopi dengan membuka sekolah kopi di Indonesia. Sebab, menurutnya, Indonesia adalah salah satu negara dengan kopi terbaik di dunia dan masyarakat kedua negara juga gemar minum kopi.

Ibrahim menegaskan, Musiad siap membawa perusahaan Turki masuk dan berinvestasi di Indonesia. Dia juga berharap adanya relasi yang lebih kuat, akan mendorong percepatan perundingan Indonesia-Turki Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA).

“Kita tidak ada intensi politik. Ini murni untuk kepentingan dagang dan ekonomi,” tegas Ibrahim.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Indonesia dan Turki memiliki hubungan yang tak akan berubah, namun perlu diperkuat. Menurutnya, kedua negara memiliki relasi persaudaraan dan bersahabat sejak lama.

“Indonesia dan Turki adalah dua negara Muslim yang demokratis dengan kesejahteraan ekonomi yang terus berkembang. Keduanya menghadapi tantangan yang sama pada isu kesejahteraan dan kesetaraan,” ungkap Anies.

Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Soetrisno Bachir mengapresiasi adanya keinginan pengusaha Turki meningkatkan kerja sama ekonomi dan bisnis dengan Indonesia. Dia berharap semakin banyak investor Turki yang berinvestasi ke Indonesia.

Sebab, selama ini investasi di Indonesia masih didominasi oleh negara-negara Asia, seperti Cina, Korea, dan Jepang. Indonesia membutuhkan investasi dari negara Muslim untuk mengembangkan industri halal, khususnya di sektor makanan minuman, kosmetik, tekstil, keuangan, dan pariwisata.

“Belum ada negara Muslim yang berinvestasi. Timur Tengah lebih banyak berinvestasi di Malaysia dan bukan di Indonesia,” ujar Soetrisno.

Perwakilan Musiad di Indonesia, Doddy C Hidayat Putra menegaskan, pembukaan kantor resmi Musiad di Jakarta akan segera dilakukan. Pihaknya berharap dengan adanya Musiad di Indonesia, rencana pemerintah Indonesia untuk meningkatkan perdagangan dengan Turki akan dapat terealisasi.

“Kami juga berencana untuk mengundang pengusaha pengusaha Indonesia yang ingin berbisnis dengan Turki untuk bersinergi dengan Mursiad Indonesia,” ujar Doddy.

Republika.co.id

LEAVE A REPLY