Perajin Songkok Lamongan Panen Rejeki di Bulan Suci

0

Pelita.online – Para perajin songkok di salah satu desa di Lamongan bisa bernapas lega di Bulan Ramadhan. Mereka menuai berkah Ramadhan karena kebanjiran pesanan.

Desa Pengangsalan, Kecamatan Kalitengah adalah salah satu desa di Lamongan yang menuai berkah Ramadhan. Desa yang sebagian besar warganya berprofesi sebagai perajin songkok ini, mulai kebanjiran orderan sejak memasuki Bulan Ramadhan. Pesanan songkok dari berbagai daerah mulai berdatangan.

“Selama pandemi COVID-19 kemarin kami hampir tidak menerima pesanan sama sekali,” kata Suwitomo, salah satu perajin songkok di Desa Pengangsalan saat berbincang dengan wartawan, Senin (19/4/2021).

Akibat tidak ada pesanan selama pandemi, lanjut Suwitomo, ia sempat berhenti operasi. Suwitomo juga sempat menghentikan sementara 5 pegawainya.

“Pesanan datang kembali mulai sejak beberapa hari sebelum Ramadhan sehingga kami juga sempat kelabakan. Pesanan datang kembali dari berbagai kota. Baik di Pulau Jawa maupun luar Jawa,” ujarnya.

Suwitomo juga mengakui, pada Ramadhan tahun ini pesanan songkok di tempatnya meningkat jika dibandingkan Ramadhan tahun lalu. Saat ini, Suwitomo harus menyelesaikan minimal 100 kodi songkok per minggunya.

Mengenai harga, Suwitomo menyebut, songkok produksinya ia jual tergantung kualitas bahannya. Mulai dari Rp 320 ribu untuk kualitas biasa, Rp 420 ribu untuk kualitas menengah hingga Rp 450 ribu untuk yang premium.

“Proses produksi songkok semuanya dilakukan di tempat ini. Mulai dari pemotongan bahan sesuai ukuran permintaan, proses jahit untuk diberi bantalan, hingga proses finishing. Kalau pas banyak pesanan dan untuk memenuhi target pesanan, kadang kita juga harus lembur hingga sahur,” jelasnya.

Meningkatnya pesanan songkok ke Desa Pengangsalan juga diakui perajin lainnya, Nurul Huda. Nurul mengungkapkan, meskipun hanya produksi rumahan, tetapi songkok buatannya selalu mendapatkan banyak pesanan di Bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran.
“Ramadhan kali ini memang banyak pesanan. Kita juga sampai kehabisan bahan baku karena banyaknya pesanan,” kata Nurul.

Suwitomo dan Nurul adalah perajin songkok dari sekitar 200 perajin dan pengusaha songkok yang ada di Desa Pengangsalan. Kebanyakan, warga menjalankan profesi sebagai perajin songkok ini secara turun temurun. Songkok dari perajin Desa Pengangsalan ini memang terkenal karena harganya yang murah tapi kualitasnya tinggi.

LEAVE A REPLY