Perjuangan Andi di Sulsel Pindahkan Makam Istri, Kali Ini Baring di Jalan Raya

0

Pelita.online – Andi Baso Ryadi Mappasulle, pria yang selama ini menuntut agar makam istrinya dipindah dari makam khusus COVID-19 ke pemakaman keluarga, kembali memperjuangkan tuntutannya. Kali ini Andi berbaring di tengah jalan raya di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel).

Pantauan detikcom di depan pintu keluar Kantor Gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Kota Makassar, Kamis (13/8/2020), pukul 15.00 Wita, Andi dan puluhan mahasiswa awalnya berunjuk rasa meminta Gubernur Sulsel merestui pemindahan jasad istri Andi Baso, Nurhayani Abram (48). Untuk itu, massa aksi meminta Gubernur menemui mereka meski tuntutan itu tak dipenuhi.

Hal tersebut membuat massa aksi kecewa sehingga menutup badan jalan dan memicu kemacetan parah. Sejumlah polisi di lokasi lantas berulang kali membuka blokade jalan demi mengurai kemacetan, namun terjadi aksi saling dorong karena massa bersikukuh menutup jalan.

“Tutup jalan ini, kepada pengguna jalan kami mohon maaf, sudah 3 bulan kami mencari keadilan meminta restu dari Gubernur demi memindahkan jasad almarhumah istri Pak Andi Baso Ryadi Mappasulle. Untuk polisi silakan alihkan arus lalu lintas,” ucap seorang massa aksi lewat pembesar suara.

Massa dari Andi Baso Ryadi Mappasulle yang menuntut makam istri dipindah dari makam COVID memblokir jalan Kantor Gubernur Sulsel (Hermawan-detikcom).Massa dari Andi Baso Ryadi Mappasulle yang menuntut makam istri dipindah dari makam COVID memblokir jalan Kantor Gubernur Sulsel. (Hermawan/detikcom)

Di tengah aksi saling dorong tersebut, Andi Baso tiba-tiba berbaring di badan jalan. Hal itu dilakukan Andi sambil menangis di badan jalan.

Andi Baso sendiri berbaring untuk beberapa menit sebelum akhirnya dievakuasi massa aksi karena pingsan di badan jalan. Hal ini membuat putri Andi yang juga berasa di lokasi, Andi Esa, menangis histeris.

Hingga saat ini massa aksi masih tetap berunjuk rasa di badan jalan. Kemacetan parah masih terjadi.

Saat ini ada 2 kelompok massa berbeda di depan Kantor Gubernur Sulsel. Massa pertama merupakan massa nelayan dan aktivis yang menuntut Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah mencabut izin penambangan pasir di laut Makassar. Mereka sudah berada di depan Kantor Gubernur Sulsel sejak pukul 10.00 Wita.

Lokasi titik aksi nelayan tersebut berjarak sekitar 100 meter dari massa aksi kelompok Andi Baso Ryadi di pintu keluar Kantor Gubernur Sulsel.

Massa dari Andi Baso Ryadi Mappasulle yang menuntut makam istri dipindah dari makam COVID memblokir jalan Kantor Gubernur Sulsel (Hermawan-detikcom).Kemacetan parah di depan Kantor Gubernur Sulsel. (Hermawan/detikcom)

Hingga kini, massa aksi dari kelompok nelayan yang menuntut Gubernur Sulsel mencabut izin tambang pasir di laut Makassar tersebut juga masih bertahan di depan Kantor Gubernur Sulsel. Hal tersebut turut membuat kemacetan kian parah.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY