Petani Pangandaran Ungkap Penyebab Harga Cabai Melambung di Pasaran

0

Pelita.online – Harga cabai rawit sedang tak terkendali. Harga jual di pasaran melambung tinggi. Cabai rawit di pasar Pangandaran saja kini mencapai Rp 150 ribu per kilogram.

Namun di balik itu, sejumlah petani cabai di Pangandaran justru sedang bersemangat mendulang untung. Meski ancaman serangan hama sedang mengintai.

“Kan penyebab harga naik itu karena banyak kebun cabai yang diserang hama. Gagal panen, pasokan berkurang jadi harganya mahal,” kata Taufik petani cabai di Desa Jayasari Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran, Rabu (24/3/2021).

Taufik saat ini sedang memantau betul 4.500 batang pohon cabai di kebunnya. Jika bisa lolos dari serangan hama, Taufik bisa cuan banyak. “Merawat cabai sama halnya dengan merawat bayi, tidak bisa asal-asalan,” kata Taufik.

Tanaman cabe bisa dipanen setiap 3 hari. Usia produktifnya bisa mencapai 10 sampai 11 bulan. Kebun milik Taufik bisa berumur sampai Januari 2022.

“Apabila target per pohon sebanyak 1 kilogram sekali panen, maka sampai selesai nanti, tanaman cabai saya bisa menghasilkan sebanyak 4,5 ton. Itu hitungan di atas kertas,” kata Taufik.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Parzianto petani cabe lainnya di Kecamatan Langkaplancar Pangandaran. Prajurit TNI berpangkat Serda ini mengaku tengah berjuang melawan serangan hama, agar tanaman cabe miliknya bisa selamat.

Parzianto mengatakan setidaknya ada 3 jenis hama yang bisa membuat pohon cabe terganggu, yakni hama patek, pusarium dan lalat buah.

“Harus dirawat. Diantaranya setiap seminggu sekali diberi pupuk dengan cara dicor dan disemprot setiap tiga hari sekali. Apalagi kalau musim hujan, treatmentnya harus lebih intensif,” kata Parzianto.

Anggota Koramil Langkaplancar itu mengaku sudah 2 tahun menanam cabai, memanfaatkan waktu luang disela kesibukan dinas.

“Pada penanaman pertama saya menanam sebanyak 700 pohon, ternyata hasilnya bagus. Alhamdulilah pada tahun ini bisa menanam sebanyak 5.000 pohon, jenis cabai yang ditanam yaitu cabai lokal dan cabai hibrida,” kata Parzianto.

Dia mengatakan sejak ditanam sampai bisa dipanen, cabai butuh waktu sekitar 75 hari. Selanjutnya bisa dipanen setiap tiga hari selama usia produktif 10 samai 11 bulan.

“Jika perawatannya maksimal, pohon cabe bisa bertahan 10 sampai 11 bulan, saya punya target 1 pohon menghasilkan 1 kilogram cabai sekali panen,” kata Parzianto.

Dia mengajak masyarakat untuk memanfaatkan lahan produktif ditanami cabai. “Kecamatan Langkaplancar bisa menjadi sentra cabai atau jenis sayuran lainnya. Peluang pasarnya bagus sekali,” kata Parzianto.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY