Pihak The Academy Dinilai Putus Asa Soal Oscar 2019

0

Pelita.Online, Jakarta — Penyelenggaraan Oscar 2019 kali ini terasa berbeda. Bukan karena semarak berkat nominasi yang mengundang antusiasme, melainkan karena rentetan kontroversi ajang tertinggi perfilman dunia tersebut.

Pertama adalah ide memunculkan kategori film populer yang disambut dengan hujatan. Selanjutnya, pengunduran diri Kevin Hart sebagai pemandu acara karena kisruh kicauan lawas sang komedian, bulan lalu penyelenggara Oscar dituding lakukan intimidasi kepada aktor agar tak hadir di ajang lain selain Academy Awards.

Dan pekan lalu, kontroversi kembali muncul kala pihak the Academy of Motion Pictures Arts and Sciences (AMPAS) selaku penyelenggara Oscar mengumumkan ‘membuang’ empat kategori dengan membacakan pemenangnya saat jeda iklan.

Empat kategori tersebut adalah Cinematography, Film Editing, Live-Action Shorts, dan Makeup Hairstyling. Usai dihujat ramai-ramai, lima hari kemudian keputusan tersebut dicabut.

Serentetan kontroversi itu menegaskan beban berat AMPAS selama 12 bulan terakhir mencoba mendongkrak rating ajang tahunan tersebut usai terjun bebas pada tahun lalu dan menjadi gelaran dengan penonton terkecil sepanjang 90 tahun Oscar diselenggarakan.

“Tahun ini, pertanyaan besar dibandingkan siapa yang akan menang Oscar adalah apa yang sebenarnya terjadi dengan the Academy?” kata editor majalah industri perfilman Variety, Tim Gray.

“Ada banyak blunder,” kata Gray. “Saya merasa merasa terpuruk dan bertingkah putus asa,”

Mungkin dugaan Gray ada benarnya. Di bawah tekanan jaringan televisi ABC yang memaksa untuk memangkas acara tersebut menjadi tiga jam, AMPAS justru menghasilkan banyak bumerang dari kebijakannya sendiri.

Hal itu menjadi ‘noda’ tersendiri bagi red carpet Oscar selaku penutup dari musim penghargaan di Hollywood.

“the Academy terjebak dalam perannya sebagai lembaga terhormat yang memberikan penghargaan pada insan dan dunia perfilman, dan tuntutan media sosial, berita setiap waktu, dan tuntutan rating,” kata pemimpin redaksi dan pendiri media Hollywood, The Wrap, Sharon Waxman.

Masih Peduli

Pihak AMPAS tak segera membalas permohonan tanggapan dari Reuters akan dugaan-dugaan tersebut.

Namun lembaga itu mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada anggotanya pekan lalu bahwa produser acara telah mempertimbangkan dengan besar antara tradisi Oscar dan penonton global mereka.

Sementara itu, presiden ABC Entertainment Karey Burke mengatakan kepada media awal bulan ini bahwa dirinya percaya publikasi terkait kasus Kevin Hart menunjukkan Oscar masih relevan saat ini.

“Saya, ironisnya, menemukan bahwa kurangnya kejelasan seputar Oscar telah membuat Oscar benar-benar diperbincangkan, dan misteri itu benar-benar menarik. Masyarakat benar-benar peduli,” kata Burke.

Beragam kontroversi itu sayangnya menenggelamkan banyaknya kejutan pada nominasi Oscar 2019, mulai dari film ‘Roma’ yang ‘festival’ hingga blockbuster ‘Black Panther’ dan film musikal populer macam ‘Bohemian Rhapsody’ dan ‘A Star Is Born’.

Jelang sepekan penyelenggaraan Oscar 2019, lembaga perfilman tersebut dianggap masih bisa melakukan kebijakan kontroversial lagi. Menurut Waxman, keputusan itu bisa jadi karena film ‘Roma’ garapan Alfonso Cuaron.

“The Academy lagi-lagi berurusan dengan apa yang tampaknya menjadi film unggulan bahwa ini adalah sebuah film yang amat kecil [bujet], berbahasa Spanyol, dalam hitam-putih, dan belum banyak dilihat orang,” kata Waxman.

Kondisi ‘Roma’ ini mirip dengan pemenang Best Pictures tahun lalu, ‘The Shape of Water’ karya rekan sejawat Cuaron, Guillermo del Toro, serta ‘Moonlight’ pada 2017.

“Bahwa masalah yang lebih fundamental dari the Academy adalah menghadapi stasiun televisi,” kata Waxman.

Sedangkan Gary mengatakan, bagi industri perfilman, perayaan Oscar selalu dinikmati sebagai tayangan keluarga.

“Oscar harus menjadi hiburan bagi penonton di rumah,” katanya. “Kita akan melihat apakah mereka akan begitu.”

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY