Populer Pekan Ini: Kontroversi Sukmawati Bandingkan Nabi dan Sukarno

0

Pelita.online – Nama Sukmawati Soekarnoputri ramai dibahas pekan ini. Sebab musababnya, Sukmawati melontarkan ucapan seolah membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan ayahnya Presiden ke-1 Sukarno yang berujung laporan di kepolisian.

Adapun ucapan Sukmawati itu dilontarkan pada saat dirinya menghadiri sebuah diskusi bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’ pada Senin (11/11). Dalam diskusi itu, awalnya Sukmawati berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Kegiatan itu sendiri dalam rangka memperingati Hari Pahlawan 10 November 2019. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.

“Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini,” tanya Sukmawati seperti dilihat detikcom dalam video yang viral.

Akibat ucapannya, sejumlah kelompok melaporkan Sukmawati. Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun sampai angkat bicara.

Terlepas dari laporan-laporan yang masuk ke kepolisian, Sukmawati menolak meminta maaf karena ucapannya. Sukmawati memiliki pembelaan.

Berikut perjalanan kasus ucapan Sukmawati yang membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno:

1. Awal Mula Ucapan soal Nabi Muhammad-Sukarno

Dalam diskusi bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’ pada Senin (11/11), awalnya Sukmawati berbicara tentang perjuangan Indonesia merebut kemerdekaan RI dari jajahan Belanda. Sukmawati kemudian melontarkan pertanyaan kepada forum.

“Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu Yang Mulia Nabi Muhammad apa Ir Sukarno, untuk kemerdekaan? Saya minta jawaban, silakan siapa yang mau jawab berdiri, jawab pertanyaan Ibu ini,” tanya Sukmawati seperti dilihat detikcom dalam video yang viral.

Forum hening. Tidak ada yang menjawab pertanyaannya itu. Dia pun lalu melontarkan kembali pertanyaan itu kepada forum yang dihadiri sejumlah mahasiswa.

“Di abad 20, yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia itu Nabi Yang Mulia Muhammad atau Ir Sukarno? Tolong jawab, silakan anak-anak muda, saya mau tahu jawabannya, ayo jawab, nggak ada yang berani? Saya mau yang laki-laki, kan radikalis banyaknya laki-laki,” lanjutnya.

Singkat cerita, ada sejumlah audiens merespons Sukmawati. Setelahnya, Sukmawati pun melanjutkan pidatonya. Menurutnya, adalah hal yang wajar apabila kita menghormati para pejuang terdahulu.

“Memangnya kita nggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern? Apakah suri teladan itu hanya Nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, ada revolusi industri. Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia,” kata Sukmawati.

2. Dilaporkan Korlabi hingga GNPF-Ulama

Ucapan Sukmawati rupanya berbuntut panjang. Dalam sepekan ini, Sukmawati dilaporkan Koordinator Bela Islam (Korlabi) hingga Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-U) ke kepolisian.

Mereka melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya dan Bareskrim Polri. Sukmawati dilaporkan atas dugaan penistaan agama karena membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno.

Berikut daftar pelapor Sukmawati sepekan ini:
– Korlabi ke Polda Metro Jaya, Sabtu (16/11)
– Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) ke Bareskrim Polri, Sabtu (16/11)
– Irvan Noviandana (warga) ke Polda Metro Jaya, Senin (18/11)
– FPMB ke Bareskrim Polri, Selasa (19/11)
– Eks Ketua DPP Front Pembela Islam (FPI) DKI Jakarta Buya Abdul Majid ke Bareskrim Polri, Rabu (20/11)
– Sekjen GNPF-U Edy Mulyadi ke Bareskrim Polri, Kamis (21/11)

Atas laporan tersebut, polisi masih menyelidiki kasus Sukmawati. Polisi akan memeriksa semua saksi terkait dalam kasus tersebut.

“Terkait kasus pelaporan Sukmawati itu kita masih lakukan klarifikasi memanggil para pelapor itu. Ini masih proses tahapan penyelidikan nanti, tentunya ke depan kita periksa semuanya,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (21/11).

3. Respons PBNU dan PP Muhammadiyah

Dua organisasi massa Islam terbesar di Indonesia, PBNU dan PP Muhammadiyah menilai ucapan Sukmawati yang seolah membandingkan Nabi Muhammad SAW dengan Sukarno tidak tepat. Sukmawati diminta kedepankan tabayun.

“Itu menunjukkan kedangkalan juga dalam khazanah atau pengetahuan sejarah agama, sejarah Islam. Jadi kalau dibandingkannya Nabi Muhammad dengan Sukarno kan tidak berimbang itu. Itu (Muhammad) adalah seorang Nabi, Pak Sukarno kan seorang pejuang. Dan Pak Sukarno terinspirasi oleh Nabi Muhammad,” kata Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad kepada wartawan, Sabtu (17/11).

“Beliau kan seorang muslim, muslim yang baik. Dia banyak menyebut-nyebut Nabi Muhammad, banyak dalam buku-bukunya itu pasti ada dia menyebut seperti itu. Pasti beliau, Sukarno itu kan orang Muhammadiyah juga. Jadi beliau pasti terinspirasi oleh Nabi Muhammad SAW. Jadi jangan begitu lah, itu memang tidak enak didengar gitu ya,” ujarnya.

Sedangkan PBNU menilai pernyataan Sukmawati tidaklah tepat dan keliru. PBNU justru menilai mendiang Sukarno begitu mengagumi sosok Nabi Muhammad.

“Pertama, yang disampaikan Bu Sukmawati tidak tepat, jadi membanding-bandingkan Nabi Muhammad dengan Bung Karno sangat tidak tepat. Karena kalau saya melihat pidato Bung Karno di peringatan Maulid Nabi di Istana, Bung Karno justru adalah sosok yang sangat mengagumi teladan dan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW. Justru kepemimpinan Nabi inilah yang melahirkan inspirasi kemerdekaan RI,” kata Sekjen PBNU Helmy Faishal saat dihubungi, Minggu (17/11).

“Kedua, konteks abad 20 maksudnya apa? Jadi, menurut saya, pernyataan yang disampaikan Bu Sukmawati sangat keliru, tidak tepat,” imbuhnya.

4. Kemenag dan Wapres Ma’ruf Amin Angkat Bicara

Pemerintah, yang diwakili Kementerian Agama (Kemenag) dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin turut angkat bicara atas pernyataan Sukmawati. Wakil Menag Zainut Tauhid mengimbau semua pihak agar menahan diri.

“Ya negara kita negara hukum, saya kira sah-sah saja kalau masyarakat mengadukan hal tersebut kepada mekanisme hukum. Tapi kami mengimbau bahwa yang penting tidak perlu sampai terjadi kegaduhan, tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan. Tetap kita harus menahan diri. Silakan proses hukum dilaksanakan,” kata Zainut di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (18/11).

Sedangkan Ma’ruf meminta mediasi dikedepankan dalam menyikapi pernyataan Sukmawati. Ma’ruf, yang juga Ketum MUI nonaktif, mengatakan tidak semua masalah harus diselesaikan lewat pengadilan. Dia juga mendorong kebesaran hati Sukmawati untuk meminta maaf jika memang salah.

“Membandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno itu tidak sebanding, tidak tepat. Penyelesaiannya sebaiknya kalau bisa dimediasi itu lebih bagus supaya kita tidak terus berhadap-hadapan,” kata Ma’ruf di kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/11).

5. MUI Bersikap

Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengambil sikap terkait pernyataan Sukmawati. Sekjen MUI Anwar Abbas mengatakan ada tiga poin yang menjadi sikap MUI. Pertama, pernyataan Sukmawati telah menyinggung hati dan perasaan umat Islam.

“Karena telah mengusik ranah keyakinan umat. Bahwa nabi dan rasul tidak bisa dibandingkan dengan tokoh lain. Dalam hal ini membandingkan Nabi Muhammad dengan Bung Karno,” kata Anwar Abbas di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Selasa (19/11/2019).

Poin kedua, lanjut Anwar, akibat dampak dari pernyataan tersebut, telah membuat banyak elemen masyarakat yang mengungkapkan kekecewaannya. MUI juga menyadari sepenuhnya mengenai upaya pelaporan oleh elemen masyarakat ke kepolisian terhadap Sukmawati.

Poin ketiga, lanjut Anwar, MUI menghormati proses hukum yang diberlakukan kepada Sukmawati. Namun Anwar mengimbau semua pihak agar menahan diri.

6. Sukmawati Tolak Minta Maaf

Sukmawati enggan meminta maaf terkait ucapannya yang dinilai membandingkan Nabi Muhammad dengan Sukarno. Dia merasa tak ada yang salah terkait ucapannya itu.

“Saya merasa tidak salah, jadi ngapain musti minta maaf? Diteliti dulu dong apa kata-kata saya yang benar, yang bukan diubah ataupun diedit,” kata Sukmawati saat dihubungi, Senin (18/11).

Sukmawati juga memasrahkan laporan-laporan pihak yang merasa tersinggung dengan ucapannya kepada pihak kepolisian dan tim pengacaranya. Menurut Sukmawati, bukan dirinya yang membuat publik gaduh dengan pernyataan tersebut, tetapi ‘tangan-tangan jahil’.

“Pokoknya ini juga bagaimana, saya terserah polisi dan tim lawyer kalau harus sampai ke ranah hukum. Yang membuat gaduh saya pikir yang ‘tangan-tangan jahil’ tersebut karena kata-kata saya nggak ada yang nggak benar,” ucap Sukmawati.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY