Produsen Gadget Asal AS Matangkan Rencana Investasi

0

Jakarta, Pelitaonline.id – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menerima kunjungan sebuah tim dari salah satu produsen “gadget” atau gawai ternama AS yang bertujuan untuk mematangkan rencana investasi fasilitas riset dan pengembangan senilai 18 juta dolar AS.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu, kunjungan yang dilakukan oleh produsen gadget ternama AS tersebut menunjukkan keseriusan dari investor untuk melakukan kegiatan riset dan pengembangan di Indonesia.

“Tim yang datang adalah satu direktur dari Washington DC bersama tim mereka dari Singapura. Mereka akan segera mengajukan izin prinsip ke BKPM dan akan melakukan pertemuan dengan Menteri Komunikasi dan Informatika untuk membicarakan rencana kegiatan riset dan pengembangan,” tutur Franky.

Dia menjelaskan bahwa dana senilai 18 juta dolar AS itu akan digunakan untuk penyiapan sarana tempat pelatihan dan pengadaan peralatan pelatihan, serta pengadaan tenaga ahli untuk mendidik sumber daya manusia (SDM) di Indonesia guna membangun aplikasi, perangkat lunak maupun desain produk lainnya.

Menurut Franky, pihak investor juga mengemukakan akan memfokuskan pengembangan fasilitas riset tersebut bekerja sama dengan perguruan tinggi di Indonesia.

“Mereka membidik pemuda-pemuda Indonesia untuk dapat dididik sebagai ‘Apps Developer’ (pengembang aplikasi) sehingga dapat semakin berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi digital di Tanah Air,” ujar dia.

Lebih lanjut Franky menjelaskan bahwa tim dari perusahaan gadget AS tersebut diterima oleh deputi promosi investasi wilayah Amerika Serikat, yakni Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal.

Sementara Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal, Azhar Lubis menambahkan bahwa proyek pertama investasi itu direncanakan dilakukan di Jawa Barat, bekerja sama dengan salah satu universitas lokal ternama.

Selanjutnya, kata dia, proyek tersebut rencananya akan dikembangkan di kota-kita lain di Indonesia, setelah dilakukan evaluasi atas pelaksanaan proyek tahap pertama.

“Setelah melihat ‘progress’ pengembangan kegiatan riset dan pengembangan tahap pertama, akan dilakukan modifikasi dan penyempurnaan yang diperlukan, sehingga selanjutnya akan lebih mudah untuk dikembangkan ke kota-kota lainnya di Indonesia,” ujar Azhar.

Amerika Serikat termasuk negara prioritas pemasaran investasi. Menurut data BKPM pada 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai 893 juta dolar AS, yang terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan.(an/zul)

LEAVE A REPLY