Ridwan Kamil kunjungi Keraton Kanoman di Cirebon, keluarga kerajaan curhat

0
Ridwan Kamil. ©2017 merdeka.com/dian rosadi

Jawa Barat, Pelita.Online , Ridwan Kamil berkunjung ke Keraton Kanoman, Cirebon, Rabu (7/3). Pria akrab disapa Emil itu ditemani sang istri Atalia Praratya diterima langsung oleh keluarga keraton.

Ridwan Kamil menyatakan, pemeliharaan wilayah keraton seluas 5 hektare ini memang memerlukan anggaran yang tidak sedikit. Dia berjanji akan memperhatikan hal itu setelah sukses merebut kekuasaan di Jawa Barat.

“Insya Allah kalau takdirnya ada, saya jadi Gubernur, saya akan memperhatikan situs- situs bersejarah menjadi tempat pavorit wisata,” ujar Emil.

Dalam kesempatan itu, Ratu Raja Arimbi, adik Sultan Kanoman Emirudin mengungkapkan, Keraton adalah tempat lahirnya budaya dan adat istiadat. Banyak orang ingin datang ke keraton, tapi khusus keraton Kanoman sulit diakses publik, karena banyaknya pedagang di jalan yang menuju pintu keraton.

“Padahal, jika akses masuk ke keraton mudah, maka semakin banyak orang yang berkunjung untuk belajar tentang adat istiadat, budaya dan tradisi keraton,” ujar Ratu Raja Arimbi.

Tak hanya itu, Ratu Arimbi juga meminta, pemerintah memberikan perhatian yang lebih, tidak sekadar biaya pemeliharaan keraton, tapi juga pemberdayaan ekonomi di lingkungan keraton.

“Selama ini dana bantuan dari pemerintah ada. Tapi nilanya kurang untuk merawat keraton yang luas ini. Tanpa bantuan dari pemerintah kita tidak berdaya,” curhatnya.

Terkait masalah pemberdayaan ekonomi di keraton, kata Kang Emil, dia akan mengirim tim untuk mendiskusikan peluang dan potensi ekonomi yang bisa dikembangkan di keraton. Misalnya membuka restoran dan mengembangkan wisata sejarah dan budaya.

Sebelum menjawab pertanyaan Ratu Arimbi terkait akses menuju keraton yang sempit, Kang Emil minta izin untuk keliling ke pasar Kanoman. Tujuannya untuk menerima masukan dari pedagang di sana.

Setelah berdialog dengan pedagang, menurut Kang Emil, pada dasarnya para pedagang mau ditata, asal penataannya berpihak pada pedagang. Membuka akses masuk orang dan barang ke keraton merupakan bentuk penghormatan kepada sejarah.

Emil menjelaskan, intinya akses masuk keraton harus dibuka, pedagang harus ditata dan mereka terbuka pada penataan. “Pasar kan wisata yang paling menyenangkan asal tempatnya bersih dan menyenangkan. Tugas pemimpin mewujudkan kelih kesah dari rakyatnya,” ujar Kang Emil.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Kanoman Heru Suyanto mengatakan, pedagang di Pasar Kanoman sangat berharap jika pasar mereka ditata. Beberapa kali pemerintah katanya mau renovasi pasar, tapi sampai sekarang belum terlaksana.

“Pedagang di jalan yang mengganggu akses masuk keraton mau kok dimasukkan ke dalam, asal pasar ini di tata dengan baik,” kata Heru

LEAVE A REPLY