Risma Minta Maaf soal Insiden di Asrama Mahasiswa Papua Surabaya

0

Pelita.online – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) meminta maaf bila ada kesalahpahaman terkait kejadian di asrama mahasiswa Papua. Dia menyesalkan adanya kejadian tersebut.

“Saya pikir itu tidak perlu saya, sekali lagi kalau memang itu ada kesalahan di kami di Surabaya, saya mohon maaf, tapi tidak benar kalau kami dengan sengaja mengusir, tidak ada itu,” kata Risma, di kantor DPP PDIP, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (19/8/2019).

Dia meminta semua pihak menahan diri buntut kejadian di asrama mahasiswa Papua di Surabaya. Risma mengingatkan tak ada perbedaan di antara suku satu dengan yang lain.

Ia menyebut sejak tahun 1928, Indonesia sudah menyatakan satu bahasa dan tanah air. Sebab sejak peristiwa Sumpah Pemuda itu, seluruh anak bangsa di Nusantara menyatakan satu Indonesia. Terlebih kemerdekaan yang didapat Indonesia ialah hasil perjuangan bersama seluruh masyarakat Indonesia.

“Kemudian para pahlawan itu membuat pergerakan tahun 1928 di mana kemudian kita menyatukan satu tekad satu bahasa dan satu bangsa kita dan kemudian kita merdeka. Kalau sekarang kita lupa dengan arti kemerdekaan itu yang dibangun oleh seluruh lapisan masyarakat itu mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua bahkan ada pahlawan kemerdekaan dari Papua,” kata Risma.

Menurutnya kemerdekaan yang telah didapat Indonesia patut disyukuri sehingga masyarakat bisa dengan bebas belajar dan bekerja. Dia meminta masyarakat untuk menjaga persatuan.

“Jadi saya imbau ayolah jangan kita merasa diri kita lebih tinggi dibandingkan dari yang lain, tidak ada itu, di mata Tuhan semua sama siapapun kita dari manapun asal kita,” kata Risma.

Sebelumnya, polisi sempat mengamankan 43 mahasiswa untuk dimintai keterangan terkait dugaan pembuangan bendera merah putih, Sabtu (17/8). Mereka dijemput di Asrama Mahasiswa Papua untuk dibawa ke Mapolrestabes Surabaya. Namun kemudian, 43 mahasiswa tersebut akhirnya dipulangkan ke asrama.

Penjemputan ini sebelumnya juga sempat berlangsung alot. Mahasiswa awalnya tidak mau ikut polisi. Ketegangan sempat terjadi hingga polisi menembakkan gas air mata. Setelah itu, polisi menerobos masuk asrama, melakukan negosiasi, dan membawa 43 mahasiswa ke dalam 3 truk.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY