Rupiah Tertekan Ketidakpastian Perundingan Dagang

0
Ilustrasi

Pelita.online – Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.346 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/5) pagi. Posisi tersebut melemah dibanding perdagangan pasar spot pada Jumat (10/5) sore yang berada di level 14.330 per dolar AS.

Rupiah tidak sendirian. Di kawasan Asia sejumlah mata uang juga melemah terhadap dolar AS.

Ambil contoh, baht Thailand, won Korea Selatan, dolar Singapura dan peso Filipina. Keempat mata uang tersebut masing-masing melemah 0,13 persen, 0,25 persen dan 0,10 persen.

Penguatan hanya dialami rupee India yang naik 0,05 persen dan yen Jepang yang menguat 0,20 persen.

Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan rupiah pada perdagangan pagi memang masih mendapatkan sentimen dari perang tarif dagang antara Amerika Serikat dengan China yang kembali memanas akhir pekan kemarin.

Sebagai informasi AS pada Jumat (10/5) memberlakukan kenaikan tarif atas impor barang senilai US$200 miliar asal China dari 10 persen menjadi 25 persen. Presiden AS Donald Trump juga memerintahkan jajarannya untuk mempersiapkan tarif baru sebesar 25 persen atas barang impor bernilai US$325 miliar asal China.

“Selain itu tekanan juga datang dari negosiasi perundingan perang dagang yang sampai saat ini belum pasti,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/5) pagi.

Negosiasi yang belum jelas tersebut menimbulkan kekhawatiran pasar bahwa ke depan ekonomi dunia akan melemah, sehingga menekan pergerakan rupiah.

Dari dalam negeri, Ariston mengatakan rupiah juga mengalami tekanan dari data defisit neraca transaksi berjalan yang mencapai US$7 miliar atau 2,6 persen dari PDB pada kuartal I 2019.

Atas sentimen tersebut, ia memperkirakan rupiah hari ini akan melemah di kisaran Rp14.280- Rp14.400 per dolar AS.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY