pelita.online – Jakarta menempati peringkat ke-6 kota dengan kualitas udara terburuk dunia versi IQAir pada Kamis (14/9), berdasarkan pembaruan pada pukul 11.00 WIB.
Indeks kualitas udara (AQI) Jakarta pada hari ini pukul 11.00 WIB berada pada angka 127, yang berarti masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. Saat ini, konsentrasi PM2.5 di Jakarta adalah sembilan kali nilai panduan kualitas udara tahunan WHO.
Penilaian untuk Jakarta dilakukan dengan mengukur indeks kualitas udara (AQI) oleh perusahaan teknologi kualitas udara asal Swiss, iQAir.
Situs IQAir mencatat, ada penurunan tingkat kualitas udara dari pukul 7.00 WIB atau tadi pagi, di mana saat itu AQI 98 dan termasuk kategori sedang.
Meski demikian, kualitas udara siang ini lebih baik dari kemarin, Rabu (13/9). Data IQAir kemarin (13/9) menunjukkan kualitas udara Jakarta pada pukul 11.00 WIB masuk kategori tidak sehat dengan AQI 153.
Hari sebelumnya, tepatnya Selasa (12/09) kualitas udara Jakarta justru tidak sekalipun menyentuh kategori tidak sehat.
Fakta Jakarta kembali masuk 10 besar kota dengan kualitas terburuk di dunia menurut IQAir pada hari ini (14/9), membuktikan belum ada perubahan signifikan dari kondisi polusi udara.
Padahal, pemerintah telah menerapkan kebijakan Work From Home kepada aparatur sipil negara (ASN) Kota Jakarta sejak Senin (21/8), yang bertujuan mengurangi polusi udara.
Sementara itu, peringkat pertama kota di dunia dengan kualitas udara terburuk pada Kamis (14/9) pukul 11.00 WIB yakni Dubai, Uni Emirat Arab dengan AQI 172. Kota Lahore, Pakistan, menempati urutan kedua dengan AQI 162.
Berikut 10 kota dengan kualitas udara terburuk per Kamis 14 September 2023 11.00 WIB menurut IQAir.
1. Dubai, Uni Emirat Arab
AQI US: 172
2. Lahore, Pakistan
AQI US: 162
3. Doha, Qatar
AQI US: 156
4. Delhi, India
AQI US: 152
5. Kuching, Malaysia
AQI US: 145
6. Jakarta, Indonesia
AQI US: 124
7. Riyadh, Arab Saudi
AQI US: 117
8. Beijing, China
AQI US: 99
9. Baghdad, Irak
AQI US: 96
10. Milan, Italia
AQI US: 93
sumber : cnnindonesia.com
