Sri Mulyani Ajak Investor Asing Jadi Mitra Pemulihan Ekonomi RI

0
Menkeu Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sambutan usai penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama Koordinasi Percepatan dan Perluasan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (13/2/2020). Perjanjian tersebut bertujuan utuk meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta meminimalisir potensi kebocoran keuangan pemerintah daerah. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.

Pelita.online – Pemerintah berharap American Chamber of Commerce in Indonesia (AmCham Indonesia) dapat menjadi mitra dalam pemulihan ekonomi dengan berinvestasi di Indonesia. Pasalnya, dengan adanya dukungan investasi asing maka pemulihan ekonomi pasca Covid-19 akan berlangsung lebih cepat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dukungan modal asing atau swasta dibutuhkan untuk mengungkit pemulihan ekonomi pasca-Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, pemulihan tidak hanya bergantung pada dukungan fiskal atau moneter, tetapi akan didukung oleh modal swasta.

“Sebagai salah satu ekonomi dan populasi terbesar di dunia, Indonesia tentunya adalah tempat yang tepat bagi anda untuk berinvestasi, mari menjadi partner dalam pemulihan ekonomi,” ucap Sri Mulyani dalam The 8th Annual US-Indonesia Investment Summit “Partners in Recovery”, Selasa (8/12/2020).

Pemerintah Indonesia, dikatakannya tengah melakukan berbagai upaya untuk menggaet investasi asing masuk ke Tanah Air, termasuk melalui penerbitan Undang-Undang Cipta Kerja. Dalam beleid ini, pemerintah berusaha menjawab tentang penciptaan lapangan pekerjaan hingga reformasi perpajakan.

Indonesia, sambung Menkeu juga menawarkan pembebasan biaya sewa lahan untuk menarik investor. Bahkan telah meningkatkan kemampuan sumber daya dalam negeri.

Selain itu, pemerintah juga akan meningkatkan kepastian tentang perpajakan digital yang saat ini terus dibahas dalam forum G20. “Di bidang perpajakan, kami telah meluncurkan banyak kebijakan yang juga dalam kemampuan kami untuk menarik lebih banyak investasi. Sehingga mereka dapat berinvestasi dalam aktivitas produktif,” katanya.

Pemerintah Indonesia dinyatakannya akan terus menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan kemudahan berusaha. “Ini tidak hanya untuk modal asing, tetapi paling penting untuk modal dalam negeri kita sendiri agar mereka bisa produktif dan menciptakan lapangan kerja, karena langkah sangat penting bagi Indonesia,” ujar mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut.

Terkait prospek ekonomi Indonesia, Sri Mulyani menuturkan, perbaikan pertumbuhan ekonomi yang terjadi di kuartal III 2020 menjadi sinyal kuat pemulihan ekonomi Indonesia ke depannya. Bahkan, sejauh ini kebijakan yang diambil Pemerintah Indonesia, diyakininya sudah tepat dan membuahkan hasil yang baik. Alhasil, bukan hanya kontraksi ekonomi kuartal III yang lebih rendah dari sebelumnya, tetapi juga defisit fiskal Indonesia yang lebih masih rendah dibandingkan dengan negara lain.

Meski begitu, sejumlah kebijakan baik fiskal maupun moneter masih harus dijalankan untuk mencapai pemulihan yang solid dan berkelanjutan. “Kami siap menggunakan instrumen fiskal, bekerja sama dengan otoritas moneter kita serta kementerian lainnya, dan pemerintah daerah agar kita dapat menciptakan lingkungan yang tepat untuk investasi. Sehingga kita dapat pulih sepenuhnya dengan semua kekuatan akan berpartisipasi dalam pemulihan ini,” imbuh Sri Mulyani.

Lebih lanjut, menurutnya semua negara memiliki kebijakan masing-masing dalam mendorong pemulihan ekonomi sembari mengurangi dampak pandemi. Pemerintah Indonesia sendiri memilih untuk menerapkan kebijakan gas dan rem. “Kita mencoba untuk menciptakan kebijakan yang tepat. Di Indonesia, Presiden Jokowi menggunakan kebijakan gas dan rem. Artinya kita menggunakan kebijakan ini berdasarkan data, seberapa yang terinfeksi terlihat dari positivity rate dan seberapa ekonomi tertekan dengan kebijakan-kebijakan ini,” jelas dia.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY