Sudirman Said: Saya tidak nyaman Jawa Tengah disebut kandang Banteng

0

Jawa Tengah, Pelita.Online – Mitos Jawa Tengah sebagai kandang banteng alias basis massa PDI Perjuangan ingin dipecahkan oleh bakal calon Gubernur Jawa Tengah yang diusung Partai Gerindra, PKS dan PAN yakni Sudirman Said. Keinginan itu karena Sudirman melihat Jawa Tengah tidak ada perubahan signifikan. Terutama dalam pengentasan kemiskinan.

Sudirman menegaskan, Jawa Tengah bukanlah kandang banteng. “Saya tidak nyaman Jawa Tengah disebut kandang Banteng. Jawa Tengah harus dikembalikan pada martabatnya, yakni sebagai tempatnya manusia seutuhnya,” kata Sudirman, saat menerima Relawan Masjid, pemuda Cilacap, dan relawan lintas generasi di markas Perjuangan Merah Putih, Jalan Pamularsih 95, Semarang, Minggu (28/1)

Sudirman menyadari, saat ini ada 17 bupati/walikota di Jawa Tengah yang berasal dari PDIP. Di antaranya Semarang, Solo, Banyumas, Purbalingga, Brebes, Boyolali. Namun dia seolah tidak mengkhawatirkan kekuatan PDIP.

“Jadi nanti jawabannya seberapa kuat saya dan tim, perangkat, termasuk cawagub, penetrasi kepada masyarakat bawah, itu jadi tantangan. Jadi apa betul PDIP itu kuat di mana-mana? Yang akan kami tawarkan adalah figur,” tegasnya.

Dia mengingatkan, kekuatan ada batasnya. Saat sowan ke beberapa kiai, Sudirman teringat pesan bahwa Tuhan akan memberi pertolongan pada orang baik.

Sudirman menyoroti kondisi kemiskinan di Jawa Tengah. Angka kemiskinan Jawa Tengah pada akhir 2017 mencapai 13,58 persen atau ada 4,577 juta penduduk miskin.

“Sebanyak 15 kabupaten masuk zona merah, artinya 20 persen penduduk di 15 kabupaten tersebut hanya mampu menghidupi dirinya dengan biaya di bawah Rp 10.000 per hari,” kata dia.

Sudirman mengatakan perubahan hanya bisa diraih jika pemimpinnya yang memulai. Jika pemimpin sungguh-sungguh bekerja, maka secara sistem akan bekerja dengan baik.

“Tidak banyak yang tahu, bahwa selain jumlah keluarga miskin tersebut, masih terdapat 15.229.994 jiwa yang terjebak kategori belum sejahtera. Ini cukup mengkhawatirkan,” kata dia.

Sudirman mengajak relawan dan pendukungnya untuk menghadapi dan memecahkan persoalan ini. Dimulai dari sekitar rumah dengan jalan musyawarah dan gotong royong.

“Saya tidak akan menyuarakan permusuhan, namun perubahan. Memang jalan semakin menanjak, namun kawan yang bergabung juga semakin banyak,” ucap dia.

 

merdeka.com

LEAVE A REPLY