Tindakan Miliarder Bill Gates hingga Jack Ma dalam Hadapi Virus Korona

0

Pelita.online – Virus korona telah berdampak pada setiap kalangan mulai dari masyarakat biasa hingga kalangan miliarder. Adapun beberapa tokoh miliarder dunia memiliki respons tersendiri dalam menyikapi penyebaran virus korona.

Untuk itu, tulisan ini akan membahas mengenai respons apa saja dari kalangan miliarder dunia dalam menghadapi virus korona.

Bill Gates

Virus korona telah berdampak pada setiap kalangan mulai dari masyarakat biasa hingga kalangan miliarder. saat ini adalah orang terkaya kedua di dunia. Baru-baru ini, Bill and Melinda Gates Foundation berkomitmen untuk menyumbang uang sebesar 100 juta dolar AS untuk membantu penanganan virus korona secara global.

Jack Ma

Jack Ma adalah pendiri platform e-commerce Alibaba dan merupakan orang terkaya kedua di China. Dalam merespons virus korona, Jack Ma menyatakan komitmennya untuk menyumbang uang senilai 14 juta dolar AS dari yayasannya untuk membantu mengembangkan vaksin dari virus korona. Selain itu, dia juga menyumbangkan 500.000 alat tes virus korona dan satu juta masker ke Amerika Serikat (AS).

Brian Chesky

Brian Chesky adalah CEO dari perusahaan penginapan berbasis online Airbnb. Baru-baru ini, Chesky mengumumkan melalui akun Twitter-nya kalau perusahaannya akan memperbolehkan konsumen mereka di seluruh dunia untuk menunda jadwal menginap mereka sekaligus mengembalikan uang yang telah mereka keluarkan sebelumnya.

Ken Griffin

Ken Griffin adalah pendiri sekaligus pemimpin dari perusahaan investasi Citadel. Griffin mengungkapkan perusahaannya berencana untuk menyumbang 7,5 juta dolar AS kepada salah satu provinsi di China yang terkena dampak paling parah dari penyebaran virus korona.

Ted Leonsis

Ted Leonsis adalah pemilik dari NBA’s Wizards, NHL’s Capitals, WNBA’s Washington Mystics, dua arena football, dan Capital One Arena di Washington. Leonsis mengumumkan kalau dirinya akan tetap membayar gaji untuk seluruh 500 pelayan, penjual tiket, petugas operasional, hingga pekerja paruh waktu lainnya yang dijadwalkan untuk bekerja hingga akhir Maret meski venue-venue pertandingan yang dia miliki sedang ditutup untuk sementara waktu akibat virus korona.

Vincent Bollore

Vincent Bollore adalah CEO Bollore Group yang mana merupakan perusahaan logistik asal Perancis. Vincent menyatakan perusahaannya tetap optimis terhadap masalah virus korona saat ini mengingat perusahaan yang sudah ada sejak tahun 1822 telah berhasil selamat dari revolusi hingga dua kali perang dunia, sehingga dia optimis perusahaannya mampu beradaptasi dengan perkembangan terkini.

Steve Sarowitz

Steve Sarowitz adalah pendiri dan pemimpin dari perusahaan payroll Paylocity. Dia mengungkapkan saat ini dirinya lebih memilih untuk membatasi jadwal perjalanan dirinya dan keluarga serta lebih menghabiskan banyak waktu bersama keluarga di tengah penyebaran virus korona yang kian masif.

John Pritzker

John Pritzker adalah pendiri dan CEO dari Geolo Capital yang memiliki investasi di tujuh hotel yang tersebar di penjuru AS. Saat ini, John memilih untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri sendiri dan menganjurkan orang lain melakukan hal yang sama. Namun demikian, dia menyoroti mengenai dampak ekonomi yang ditimbulkan setelah penyebaran virus korona berakhir seperti terjadinya kebangkrutan, kehilangan pekerjaan, hingga semakin tingginya disparitas kekayaan.

Eric Yuan

Eric Yuan adalah pendiri perusahaan penyedia video conference Zoom. Dia memutuskan untuk menggratiskan layanan video conference dari perusahaannya di wilayah-wilayah yang paling terdampak virus korona mulai dari China hingga Italia. Dia sendiri sebetulnya bisa memiliki peningkatan pendapatan secara signifikan mengingat banyak perusahaan saat ini yang memanfaatkan teknologi video conference untuk melaksanakan pertemuan demi menghindari terjangkit virus korona. Namun demikian, dia berpandangan mengambil keuntungan di tengah situasi parah saat ini adalah budaya buruk.

Jim McKevley

Jim McKevley adalah pendiri dan salah satu direksi dari perusahaan layanan keuangan Square. Merespon virus korona, dia lebih memilih untuk menunda perjalanan bersama keluarganya ke Italia dan memilih untuk berdiam diri di rumah.

Stewart Rahr

Stewart Rahr sebelumnya adalah pendiri dari perusahaan farmasi Kinray yang mana merupakan perusahaan farmasi swasta terbesar di dunia sebelum akhirnya dibeli oleh Cardinal Health pada 2010 lalu. Mengenai virus korona, Stewart menyatakan dirinya tidak terlalu panik mengingat saat ini dirinya memiliki kondisi keuangan aman yang nantinya dapat mendukung dirinya untuk mengembangkan kesempatan baru.

Mohammed Dewji

Mohammed Dewji adalah CEO MeTL Group of Tanzania. Merespon virus korona, dia lebih memilih untuk menunda seluruh jadwal penerbangannya ke Eropa hingga AS. Selain itu, dia juga mengurangi kegiatannya yang melibatkan khalayak banyak dan menunda seluruh agenda kehadirannya di luar negeri.

Herbert Wertheim

Herbert Wertheim adalah pendiri dari Brain Power Inc. Rencananya Herbert akan menaiki kapal pesiar terbesar dunia The World, namun demikian rencananya tersebut tertunda karena penyebaran virus korona. Herbert sendiri mengakui virus korona cukup mengkhawatirkan bagi pergerakan ekonomi, akan tetapi dirinya tidak terlalu mengkhawatirkan kesehatan badannya di tengah penyebaran virus korona.

Marc Benioff

Marc Benioff merupakan pendiri dari perusahaan cloud komputer Salesforce. Benioff mengungkapkan rencananya pihaknya akan terus membayar upah per jam pekerjaannya meski kebanyakan dari pekerjanya bekerja dari rumah sebagai imbas dari virus korona.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY