Tiru Apple, Google Dikabarkan Ikut Bikin Fitur Anti Lacak

0

Pelita.online – Google ikuti jejak Apple untuk membuat fitur anti-pelacakan di Android. Fitur ini bakal membatasi pengumpulan data pengguna dan pelacakan antar aplikasi di Android.

Namun, pendekatan Google ini diperkirakan tak akan seketat Apple. Hal ini dikemukakan oleh sumber yang mengetahui rencana itu, namun tak ingin diungkap identitasnya.

Lewat rencana ini, Google berusaha menyeimbangkan permintaan dari pengguna yang makin sadar dengan provasi. Di sisi lain, perusahaan itu juga mesti memperhatikan juga kebutuhan finansial dari pengembang dan pengiklan.

Sehingga, Google akan mencari masukan dari para pihak terkait untuk menemukan cara terbaik mengembangkan standar privasi baru di dunia peramban internet yang disebut Privacy Sandbox.

Saat ini, Google meraup pendapatan hingga Rp1,4 kuadriliun (US$100 miliar) pertahun dari penjualan iklan. Sehingga, Google memiliki kepentingan untuk membantu pengiklan untuk terus meningkatkan pendapatan iklan mereka agar dengan memberikan alat ukur agar iklan kian efektif di Android.

“Kami selalu mencari cara untuk bekerja dengan pengembang untuk meningkatkan standar privasi sambil mengaktifkan ekosistem aplikasi yang didukung iklan dan sehat,” kata juru bicara Google dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip NDTV.

Sebelumnya, Apple lewat pembaruan iOS 4.5 dan iPadOS 14.5, Apple berikan fitur baru yang disebut App Tracking Transparency.

Fitur ini membuat konsumen bisa memilih apakah aplikasi bisa mengumpulkan data mereka di berbagai aplikasi dan situs. Langkah ini telah mengguncang industri periklanan digital.

Jika pengguna mengatakan mereka memilih untuk tidak dilacak, maka tidak ada yang dapat dilakukan pengembang untuk menyiasatinya karena Apple akan menonaktifkan kemampuan pengembang untuk mengumpulkan apa yang disebut kode Pengenal untuk Pengiklan, atau IDFA.

Kode tersebut memungkinkan pengiklan melacak kegiatan pengguna ketika berpindah dari satu aplikasi atau situs web ke yang lain. Pelacakan ini dilakukan agar mereka bisa melakukan penargetan iklan dan membantu pengiklan mengukur keefektifan iklan.

Misal, apakah pengguna yang melihat suatu produk di satu aplikasi akhirnya memlakukan pembelian di situs web seluler pedagang, seperti dilaporkan The Verge.

Apple pun akan melakukan pengawasan dan audit kepada pera pengembang untuk memastikan aturan itu dipatuhi. Pelanggaran aturan ini berpotensi membuat aplikasi ditangguhkan atau dihapus dari App Store.

Facebook, Google, dan perusahaan lain mengkritik kalau fitur ini bakal membatasi kemampuan mereka membuat iklan yang personal dan meningkatkan pendapatan mereka.

Sementara solusi Google diperkirakan cenderung tak seketat Apple. Eksplorasi Google untuk fitur keamanan privasi seperti Apple masih dalam tahap awal. Google pun belum memutuskan kapan, atau apakah mereka akan melanjutkan perubahan ini atau tidak.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY