2020, Luas Karhutla Turun 1,35 Juta Ha

0
Foto udara kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis (29/8/2019). Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel hutan dan lahan yang terbakar dari bulan Januari hingga Agustus 2019 mencapai lebih dari 1.832 hektare dan masih terus meluas. ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/aww.

Pelita.online – Luas kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2020 turun 82,01% dibandingkan tahun 2019. Tahun lalu periode 1 Januari-Februari Desember 2020 luas karhutla mencapai 296.757 hektare (ha) sedangkan tahun 2019 pada periode yang sama 1,64 juta ha. Itu artinya terjadi penurunan luas karhutla mencapai 1,35 juta ha.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Basar Manulang mengatakan, pengendalian karhutla tahun 2020 lebih ringan dibanding tahun 2019.

“Tahun ini tidak ada asap lintas batas. Integrasi semua elemen di tahun ini melakukan pencegahan dan pemadaman karhutla,” katanya dalam konferensi pers virtual kaleidoskop bencana 2020 di Jakarta, Selasa (29/12/2020).

Salah satu bentuk integrasi itu yakni, patroli terpadu pencegahan karhutla di 822 desa. Selain itu juga dilakukan patroli mandiri dilaksanakan pada 776 desa rawan karhutla di wilayah Indonesia.

Dalam upaya pencegahan karhutla juga dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang sukses meningkatkan curah hujan untuk membasahi lahan sehingga mampu mencegah karhutla. Upaya pemadaman waterbombing juga dilakukan dengan 39.830 sortie penerbangan dengan total 164 juta liter air dijatuhkan untuk memadamkan api di lima provinsi yakni Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

“Tahun ini juga dibuat masyarakat peduli api berkesadaran hukum di 12 lokasi,” ucapnya.

Menurutnya luas karhutla juga ditandai menurunkan jumlah titik panas (hotspot). Basar menjelaskan, berdasarkan pemantauan hotspot satelit NOAA 1 Januari-28 Desember 2020 confidence level lebih dari 80% terpantau 1.114 titik. Pada periode yang sama 8.944 titik sehingga terdapat penurunan jumlah hotspot 7.830 titik atau 87,54 %.

Sedangkan berdasarkan saltelit Terra Aqua, confidence level lebih dari 80% periode 1 Januari-28 Desember 2020 terdapat 2.565 titik sedangkan pada periode yang sama tahun 2019 terdapat 29.337 titik. Terdapat penurunan 26.772 titik atau 91,26 %.

Basar menambahkan, pada tahun 2021 pihaknya akan membangun dan memperkuat komunitas sosial dalam upaya penanggulangan karhutla. Menurutnya setiap warga negara punya peran mewujudkan langit biru tanpa asap.

Menanggapi penurunan luas karhutla, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengapresiasi daerah yang mampu mendorong penurunan karhutla terutama di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Selatan.

“Kerja sama pemerintah pusat, BMKG terkait potensi kekeringan, sehingga ketika ada awan bisa dilakukan TMC, sebagian lahan yang mengalami kekeringan dapat dibasahi,” imbuhnya.

Doni menambahkan, upaya pencegahan dan pengendalian karhutla ini tidak bisa sendirian harus ada kolaborasi seluruh komponen bangsa. Ia pun berharap keberhasilan menekan karhutla bisa dipertahankan.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY