BI Sebut Ekonomi Global Buka Ruang Penguatan bagi Rupiah

0
ilustrasi

Pelita.Online, Jakarta — Bank Indonesia (BI) menilai pergerakan ekonomi global saat ini terus membuka ruang penguatan bagi nilai tukar rupiah. Hal ini terlihat dari pergerakan mata uang Garuda yang cenderung stabil di kisaran Rp14.100 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir.

Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, rupiah fluktuatif cenderung melemah jelang kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS Federal Reserve yang pertama pada Maret 2018.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah mengatakan ruang penguatan rupiah ditopang pergerakan ekonomi global, terutama dari kemajuan negosiasi dagang antara AS dan China. Kedua negara yang sebelumnya terlibat perang dagang kini masih terus bernegosiasi untuk mencapai kesepakatan aktivitas dagang antar negara di masa mendatang.

“Ini sebetulnya sudah memberikan arah positif,” ucap Nanang di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Selasa (5/3).

Selain dari negosiasi AS-China, sambungnya, potensi penguatan rupiah juga berasal dari berbagai risiko geopolitik yang lebih minim pada tahun ini. Kemudian, faktor lain juga berasal dari sikap tidak agresif (dovish) The Fed dalam mengerek tingkat suku bunga acuannya pada tahun ini.

Bank Indonesia memperkirakan The Fed hanya akan mengerek bunga acuan sebanyak satu kali pada tahun ini. Hal tersebut, menurutnya, akan membuat aliran modal dari investor asing masuk ke negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Makanya (rupiah) tidak terlalu fluktuatif, kemudian ini dibantu juga dengan pasar DNDF (domestic non deliverable forward) dan (perusahaan) yang sudah melakukan hedging (lindung nilai),” katanya.

Nanang mengatakan hedging cenderung dilakukan oleh korporasi asing karena biasa melakukan investasi di Surat Berharga Negara (SBN). Sementara itu, nilai aliran modal asing yang masuk ke dalam negeri mencapai Rp68 triliun baik di portofolio saham maupun SBN sepanjang tahun ini.

Meski begitu, Nanang enggan memberi perkiraan nilai fundamental dari potensi penguatan rupiah. Namun, ia memastikan ruang penguatan bisa lebih besar karena BI juga terus berada di pasar untuk menjaga ketersediaan likuiditas rupiah dan valuta asing.

“BI terus buka lelang sebanyak tiga kali seminggu melalui lelang term repo untuk ekspansi likuiditas dan lelang forex swap,” pungkasnya.

Berdasarkan pasar spot, rupiah berada di posisi Rp14.127 per dolar AS pada sore tadi. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI menempatkan mata uang Garuda di posisi Rp14.146 per dolar AS.

 

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY