Capitol Rusuh, Media China Bersorak dan Singgung Standar Ganda AS soal Hong Kong

0

Pelita.online – Penyerbuan Gedung DPR AS (Capitol) oleh para pendukung Presiden Donald Trump, Rabu (6/1/2021), turut menuai reaksi dari China. Media resmi pemerintah negeri tirai bambu itu menyatakan, insiden tersebut mencerminkan kegagalan kepemimpinan di AS.

Penyerbuan Capitol kemarin juga menjadi indikasi perpecahan mendalam yang terjadi di tengah masyarakat Amerika, demikian editorial yang diterbitkan The Global Times, Jumat (8/1/2021).

Ratusan pendukung Trump mengepung Capitol dan merusak sejumlah fasilitas di gedung itu. Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, menggambarkan perisitwa itu sebagai “pemberontakan bersenjata melawan Amerika”.

The Global Times—sebuah tabloid yang dikelola oleh Partai Komunis China—pun memanfaatkan insiden untuk meningkatkan perang urat syaraf dengan AS. Media itu menggambarkan kerusuhan tersebut sebagai sebuah tanda keruntuhan internal dalam sistem politik AS yang tidak dapat dengan mudah untuk diperbaiki.

“(Aksi) massa yang belum pernah terjadi sebelumnya di Capitol, simbol dari sistem AS, adalah hasil dari perpecahan yang parah dari masyarakat AS dan kegagalan negara untuk mengontrol perpecahan tersebut,” kata The Global Times, dikutip kembali Reuters.

“Seiring berjalannya waktu dan dengan penyalahgunaan sumber daya oleh generasi politisi, sistem politik AS telah menurun,” ujar surat kabar itu menambahkan.

The Global Times juga mengecam “standar ganda” di kalangan para politisi AS. Media itu membidik komentar Pelosi di masa lalu, yang menyebut aksi protes besar di Hong Kong pada 2019 sebagai “pemandangan yang indah untuk disaksikan”.

“Di Hong Kong, aksi kekerasan digambarkan sebagai ‘pemandangan indah’. Sementara di AS, orang-orang yang terlibat dalam kekacauan ini disebut ‘gerombolan’,” kata The Global Times.

Komentar Pelosi telah diejek secara luas di layanan Weibo (platform medsos mirip Twitter di China). Liga Pemuda Partai Komunis China pun menyindir AS dengan menggunakan frasa “pemandangan indah” tersebut untuk menggambarkan kerusuhan di Washington DC.

Lembaga penyiaran milik China, CCTV, menggunakan penyerangan Capitol kemarin untuk mengecam sistem politik AS.

“Amerika Serikat, yang selalu mempromosikan demokrasi dan hak asasi manusia, sekarang menjadi negara kerusuhan, konflik, dan jam malam,” kata stasiun TV pelat merah itu.

Sementara, surat kabar resmi China Daily mengatakan “nasionalisme sempit” dari Presiden Trump telah merugikan Amerika Serikat. “Kekerasan dan kekacauan yang meletus di AS selama setahun terakhir menunjukkan apa yang terjadi ketika para pemimpin suatu negara kehilangan kontak dengan kenyataan,” ungkap koran itu.

 

Sumber : iNews.id

LEAVE A REPLY