Cawapres Agamis atau Luar Jawa agar Prabowo Tidak Kalah Lagi

0

Pelita.Online – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menyatakan siap untuk kembali menjadi calon presiden di Pilpres 2024 mendatang. Dia mengaku siap jika dicalonkan dan menganggapnya sebagai tugas yang suci.
Sejauh ini, Gerindra telah menjalin koalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Meski belum menetapkan capres yang akan diusung, namun Prabowo yang digadang-gadang bakal dijadikan calon presiden.

Jika demikian, maka Pilpres 2024 akan menjadi ajang Prabowo yang keempat kalinya sebagai peserta. Di tiga pilpres sebelumnya, Prabowo selalu kalah. Dengan demikian, kini tinggal bagaimana Prabowo memanfaatkan kesempatan yang ada agar bisa menjadi pemenang.

Pengamat politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Jati mengatakan bahwa elektabilitas Prabowo memang cenderung tinggi dan stabil. Akan tetapi, bukan berarti Prabowo dan Gerindra bisa merasa di atas angin.

Dia mengingatkan bahwa Prabowo sudah banyak kehilangan pendukung usai memutuskan bergabung ke dalam kabinet Presiden Joko Widodo setelah Pilpres 2019 lalu. Menurut Wasis, hal itu perlu diperhatikan serius oleh Gerindra maupun Prabowo.

“Kalau melihat secara umum fifty-fifty sebenarnya, karena kita tidak tahu siapa yang sekarang menjadi basis pemilih Prabowo meski secara survei populer,” tutur Wasis saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (16/8).

Wasis menganggap salah satu upaya yang bisa dilakukan Prabowo demi mendapat pendukung lebih banyak lagi yakni dengan memilih calon wakil presiden yang tepat.

Menurutnya, Prabowo perlu mempertimbangkan cawapres dari kalangan agamis. Dengan begitu bakal terbentuk pasangan nasionalis-agamis, sehingga bisa merangkul banyak pendukung dari beragam kalangan.

“Di sini cawapres yang idealnya bisa mendampingi itu dari kalangan agamis, untuk bisa melengkapi sisi kekurangan dari Prabowo sekarang yang sudah ditinggalkan massa Islam,” ucap Wasis.

Capres Agamis atau Luar Jawa
Namun, Pengamat Politik Universitas Padjadjaran Idil Akbar punya pandangan lain soal cawapres ideal pendamping Prabowo. Idil menilai Prabowo idealnya menggaet tokoh yang mampu menjadi vote-getter dan mampu mengimbangi secara politik.

Tak hanya itu, Idil juga menilai Prabowo perlu mempertimbangkan untuk memilih tokoh dari luar Jawa sebagai cawapres.

“Faktor luar Jawa mau tidak mau harus diakomodir, kalau tidak seperti itu akan mempunyai efek juga. Tapi apakah itu sangat besar, itu yang jadi pertimbangan,” kata Idil kepada CNNIndonesia.com, Selasa (16/8).

Idil mengatakan Prabowo bersama Partai Gerindra dan koalisi perlu waspada dengan dinamika politik selama lebih dari setahun ke depan.

Menurutnya, hasil survei elektabilitas yang tinggi jangan sampai membuat Prabowo dan Gerindra hanya berpangku tangan menanti hari H pemungutan suara Pilpres 2024.

Ia mengingatkan bahwa pemungutan suara masih lama, yakni 14 Februari 2024. Masih banyak dinamika politik yang bisa terjadi. Oleh karena itu, Prabowo dan Gerindra harus menjaga konsistensi elektabilitas demi menjaga kans memenangkan Pilpres 2024.

“Dinamika ini saya pikir masih ada 1-2 tahun ke depan yang tentu saja akan banyak sekali perubahan dan dinamika yang terjadi,” tutur Idil.

“Apakah kemudian Prabowo dan Partai Gerindra dan koalisinya itu mampu untuk kemudian mempertahankan elektabilitas Prabowo sebagaimana yang terjadi saat ini, dan bahkan jika memungkinkan membangun eskalasi,” lanjutnya.

Sumber : Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY