Daftar Perbedaan Uang Kertas Baru dan Lama

0

Pelita.Online – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan perbedaan uang rupiah kertas baru emisi 2022 dengan 2016.
Mereka menyebut perbedaan yang paling mencolok adalah konsep desain yang colorfull. Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim mengatakan ada tiga aspek penguatan yang dilakukan pada uang baru emisi 2022 dan berbeda dibandingkan yang keluaran 2016.

Aspek itu mulai dari desain agar makin mudah dikenali, unsur pengamanan agar makin sulit dipalsukan, hingga bahan uang agar tahan lebih lama.

Di bagian desain, untuk gambar pahlawan dan warna dasar uang yang digunakan tetap sama dengan edisi lama. Misalnya uang kertas pecahan Rp100 ribu yang selama ini identik dengan warna merah.

Dalam uang baru ini, dominasi warna merah tetap digunakan tapi dengan modifikasi yang lebih berwarna.

“Berbeda adalah kita membuat watermark gambar di uang rupiah baru yang distandarkan atau diseragamkan dengan gambar utama, tujuannya agar masyarakat tidak bingung,” ujarnya dalam media briefing, Kamis (18/8).

Berkaitan dengan penempatan garis, pada uang Rp100 ribu edisi lama, membatasi antara gambar Soekarno dan Hatta. Tapi pada uang sekarang, garis diseragamkan dengan diletakkan di samping kiri semua.

Perbedaan lainnya adalah terkait dengan teknologi agar tak mudah dipalsukan. Berkaitan dengan ini, BI menggunakan benang pengaman yang baru  bernama microlenses.

Selanjutnya, yang membedakan dengan edisi lama adalah selisih panjang uang. Pada edisi lama selisih panjangnya hanya 2 mm, di uang baru menjadi 5 mm.

“Ini sesuai dengan masukan para tunanetra yang suka tertukar dengan nilai uang. Jadi ini agar lebih memudahkan mereka juga,” kata Marlison.

Selanjutnya, dalam uang edisi baru, BI menempatkan gambar bunga di sisi paling kiri, bersamaan dengan lambang BI. Ini bisa digunakan oleh masyarakat untuk mengecek keaslian uang baru ini.

“Ini juga salah satu unsur pengaman yang paling mudah dikenal masyarakat. Yaitu dengan kita menempatkan gambar bunga di sisi paling kiri, teknik cetaknya OVMI, yaitu perubahan warna dengan dinamis bergerak yang kalau melihat bergerak dan berubah warna ini teknologi terkini,” ungkapnya.

Perbedaan lainnya adalah jenis kertas yang digunakan. Pada uang baru diseragamkan berat gramatur kertas uang menjadi 90 gsm (gram per square meter).

“Berat bahan dari pada uang kecil, dari Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000. Dulu berbeda 80 gsm, sekarang sama dengan uang pecahan Rp100 ribu. Jadi seluruh pecahan itu berat uangnya itu sama, dulu agak berbeda,” katanya.

Kemudian, untuk pecahan Rp5.000, Rp2.000 dan Rp1.000 juga digunakan menggunakan teknik cetak coating sama dengan pecahan lainnya. Uang pecahan kecil lama tersebut tanpa cetak coating.

“Coating ini kita gunakan juga di pecahan kecil, sehingga ada dua penguatan. Meningkatkan beratnya dan meningkatkan teknik cetak dengan coating atau varnish. Dengan penguatan ini, maka tingkat kelusuhan, kerusakan akan makin bisa ditekan dan masa edarnya bisa jadi lebih lama,” pungkasnya.

Sumber: Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY