Densus 88 Geledah Ponpes, MUI Ingatkan Terorisme Bukan Soal Atribut

0

Pelita.online – Pengembangan penyelidikan atas peristiwa bom bunuh diri di Gereja Katedral kota Makassar terus dilakukan Densus 88 Antiteror. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengingatkan jika permasalahan terorisme bukan hanya soal atribut yang digunakan pelaku.

Densus 88 Antiteror mengeledah pondok pesantren di Sleman, Jawa Timur. MUI pun kembali mengingatkan agar pelaku jangan dikaitkan dengan agama.

Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, mengatakan akan semakin rumit menyelesaikan persoalan terorisme kalau dikatkan dengan agama.

“Tindakan terorisme tidak ada hubungannnya dengan ajaran agama manapun. Jika menuduh kelompok agama tertentu, maka akan semakin rumit menyelesaikan masalah terorisme,” ujar Amirsyah dikutip dari makassarterkini.id, jejaring media suara.com, Minggu (04/04/2021).

Permasalahan saat ini, ialah  persoalan terorisme yang kompleks baik di Indonesia maupun di dunia internasional.

Sekadar contoh terorisme dengan penembakan massal yang terjadi di El Paso, Texas, pada Minggu lalu diselidiki sebagai kasus serangan teroris domestik oleh para pejabat federal Amerika.

Serangan yang menewaskan 22 orang itu telah memperbarui perdebatan tentang bagaimana melawan teroris domestik di Amerika.

Ia kemudian meminta kepada semua pihak agar tidak menyederhanakan masalah terorisme di Indonesia hanya melalui atributnya saja.

“Dengan kasus ini jangan menyederhanakan masalah penanganan terorisme di Indonesia hanya dengan menuduh pakai cadar, celana cingkrang, jenggot, ini justru memperkeruh masalah. Lagi-lagi ini tuduhan yang tak berdasar. Oleh sebab itu semua pihak di masyarakat jangan terkecoh melihat masalah terorisme di permukaan saja,” ujarnya.

Menurut Amirsyah, penanganan terorisme harus dilakukan secara komperhensif. Pada kesempatan yang sama, Amirsyah meminta aksi teror yang belakangan marak terjadi untuk segera diakhiri.

Sumber: Suara.com

LEAVE A REPLY