Pelita.online – Harga emas naik pada akhir perdagangan Jumat (30/10/2020) atau Sabtu pagi WIB (31/10/2020) dari penurunan dua hari beruntun, saat reli dolar berhenti bersamaan dengan kekhawatiran atas meningkatnya kasus Covid-19 dan ketidakpastian seputar pemilihan Presiden AS minggu depan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Exchange, bangkit 11,9 dolar AS atau 0,64% menjadi ditutup pada 1.879,90 dolar AS per troy ounce.
Emas berjangka merosot 11,2 dolar AS atau 0,6% menjadi 1.868 dolar AS pada Kamis (29/10/2020), setelah anjlok 32,7 dolar AS atau 1,71% menjadi 1.879,2 dolar AS pada (28/10/2020), dan menguat 6,2 dolar AS atau 0,33% menjadi 1.911,9 dolar AS pada Selasa (27/10/2020).
“Emas rebound karena penguatan dolar berhenti,” kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.
Menjelang hari pemilihan AS pada 3 November, penantang Demokrat Joe Biden memimpin atas Presiden Donald Trump secara nasional dalam jajak pendapat, tetapi sebagian besar negara bagian yang kompetitif menunjukkan persaingan yang lebih ketat.
Emas, yang telah melonjak 24% sepanjang tahun ini, cenderung diuntungkan dari langkah-langkah stimulus yang luas dari bank-bank sentral karena secara luas dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai mata uang.
Kekhawatiran tentang lonjakan kasus virus corona di Amerika Serikat dan Eropa mengurangi minat investor terhadap aset berisiko.
Investor umumnya bullish pada emas karena mereka tetap mengkhawatirkan rekor kasus baru Covid-19 di Amerika Serikat dan Eropa, bersama dengan implikasi dari stimulus ekonomi.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 28,6 sen atau 1,22% menjadi ditutup pada 23,646 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun 1,1 dolar AS atau 0,13% menjadi ditutup pada 848,4 dolar AS per ounce.
Sumber:ANTARA