Harga Emas Turun karena Penguatan Dolar dan Imbal Hasil

0

Pelita.Online – Harga emas melemah pada perdagangan Senin (24/10/2022), terbebani penguatan dolar dan imbal hasil obligasi AS meningkat. Sementara ekspektasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed) membuat investor waspada.

Harga emas di pasar spot turun 0,45% menjadi US$ 1.649,15 per ons dan harga emas berjangka AS melemah 0,17% menjadi US$ 1.653.50.

Dolar naik terhadap mata uang lainnya membuat emas batangan yang dihargakan dengan greenback lebih mahal untuk pembeli luar negeri. Sementara imbal hasil Treasury 10-tahun berada di dekat level puncaknya baru-baru ini.

“Pasar masih dalam mode wait and see, apa yang akan disinyalir Fed untuk jangka pendek seharusnya mendukung untuk emas,” kata analis OANDA, Edward Moya.

Namun kata dia, inflasi adalah binatang yang sulit untuk dibunuh. “The Fed akan meluangkan waktu dengan kenaikan suku bunga ini sebelum memberi sinyal pada poros itu,” kata dia.

Pasar telah memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin pada bulan November. Namun saat ini mengurangi proyeksi kenaikan serupa pada bulan Desember setelah laporan pejabat Fed kemungkinan akan memperdebatkan kenaikan bunga di masa depan.

Sebuah survei menunjukkan aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama 4 bulan berturut-turut pada Oktober. Ini bukti terbaru melemahnya ekonomi dalam menghadapi inflasi yang tinggi dan kenaikan suku bunga.

“Harga emas berpotensi reli ke US$ 2.250 per ons jika terjadi resesi AS dan jatuh ke US$ 1.500 per ons dalam skenario Fed sangat hawkish,” kata Goldman Sachs dalam sebuah catatan.

Harga emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.

Di tempat lain, perak turun 1,02% menjadi US$ 19.202 per ons. Paladium turun 2,09% menjadi US$ 1.976,40 dan platinum turun 0,74% menjadi $925,12.

sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY