Harga Minyak Mentah Naik Dipicu Penurunan Stok Minyak AS

0
(FILES) In this file photo taken on February 17, 2022 This photo taken on February 17, 2022 shows a working oil pumpjack in Signal Hill, California. - Oil prices tumbled more than five percent April 6, 2022 on worries about a demand hit as central banks shift monetary policies and wealthy governments move ahead with emergency crude stockpile releases. (Photo by Frederic J. BROWN / AFP)

Pelita.Online – Harga minyak mentah dunia menguat pada akhir perdagangan Rabu (19/10/2022), menghentikan penurunan selama tiga hari beruntun, dipicu data penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan kabar bahwa negara itu akan melepaskan lebih banyak minyak mentah cadangannya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, terangkat US$ 2,73 (3,3%) menjadi menetap di US$ 85,55 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Desember bertambah US$ 2,38 (2,6%) menjadi ditutup pada US$ 92,41 per barel di London ICE Futures Exchange.

Badan Informasi Energi AS (EIA) melaporkan pada Rabu bahwa persediaan minyak mentah komersial negara itu turun 1,7 juta barel selama pekan yang berakhir 14 Oktober. Sementara itu, para analis yang disurvei oleh S&P Global Commodity Insights memperkirakan penurunan 1,2 juta barel dalam pasokan minyak mentah AS.

Menurut EIA, total persediaan bensin turun 0,1 juta barel pekan lalu, sementara persediaan bahan bakar sulingan naik 0,1 juta barel.

AS diberitakan akan melepaskan lebih banyak minyak mentah dari cadangannya. Pada sesi sebelumnya, harga acuan mencapai level terendah dua minggu setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan dia berencana untuk melepaskan 15 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR).

“Secara realistis rilis SPR adalah bearish jangka pendek, bullish jangka panjang karena pada akhirnya Anda harus membelinya kembali. Secara keseluruhan pasar terus berayun liar dan berputar-putar karena berita yang tidak menentu,” kata Gary Cunningham, direktur riset pasar di Tradition Energy seperti dikutip oleh Reuters.

Biden, dalam sambutannya Rabu (19/10/2022), mencatat rencana AS untuk membeli kembali minyak untuk cadangan jika harga cukup turun. Pelepasan cadangan tersebut akan menjadi penjualan terakhir dari rencana penjualan 180 juta barel minyak yang diumumkan tak lama setelah Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY