Harga Minyak Turun karena Kenaikan Stok Bensin dan Bunga ECB

0
(FILES) In this file photo taken on April 8, 2019 employees walk along the Total Culzean platform on the North Sea, about 45 miles (70 kilometres) east of the Aberdeen, Europe's self-proclaimed oil capital on Scotland's northeast coast. - Following the energy shock from the war in Ukraine, the UK government will on April 7, 2022 outline a much-delayed energy strategy that will call for more renewable power from nuclear, wind and solar. But it will also likely give a controversial nod to more drilling for North Sea oil and gas, and the government is looking too into lifting a ban on fracking for shale gas on land. (Photo by Andy Buchanan / AFP) / TO GO WITH AFP STORY by Joseph SOTINEL

Pelita.Online – Harga minyak turun sekitar US$ 3 per barel pada Kamis (21/7/2022) karena kenaikan stok bensin Amerika Serikat (AS) dan suku bunga Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) yang memicu kekhawatiran permintaan energi. Sementara kembalinya pasokan minyak Libia dan dimulainya aliran gas Rusia ke Eropa meredakan kekhawatiran pasokan.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun 2,86% menjadi US$ 103,86 per barel. Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS mengakhiri perdangagan US$ 96,35, melemah 3,5%.

Harga bensin AS turun 15 sen atau 4,5%, menjadi US$ 3,13 per galon menyusul lonjakan 3,5 juta barel komoditas itu dalam penyimpanan pekan lalu, data pemerintah AS menunjukkan Rabu (20/7/2022), jauh melebihi perkiraan analis. “Isu utama yang menghambat kenaikan harga minyak adalah bensin dan persepsi seputar hancurnya permintaan bensin,” kata Direktur Eksekutif Energi Berjangka Mizuho, Robert Yawger.

Sementara aliran gas alam pipa Nord Stream 1 Rusia, di bawah Laut Baltik ke Jerman, sebagian dilanjutkan setelah ditutup kerena pemeliharaan pada 11 Juli.

“Dimulainya kembali aliran gas Nord Stream memunculkan gambaran sikap yang mendamaikan di pihak Rusia terkait pergerakan lanjutan minyak mentah dan produk ke Eropa dalam beberapa minggu atau bulan mendatang,” kata analis Ritterbusch and Associates Jim Ritterbusch dalam sebuah catatan.

Sedangkan Bank Sentral Eropa pada Kamis bergabung dengan banyak bank sentral dunia lainnya menaikkan suku bunga 50 basis poin. Tujuannya memerangi inflasi yang tidak terkendali. Hal ini dapat membebani permintaan minyak.

Sementara Bank of Japan mempertahankan suku bunga sangat rendah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang terhenti.

Pada hari Rabu, National Oil Corp (NOC) Libia mengatakan produksi minyak mentah dilanjutkan di beberapa ladang minyak setelah pencabutan force majeure pada ekspor minyak pekan lalu.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY