Harga Minyak Turun karena Prospek Permintaan

0

Pelita.Online – Harga minyak ditutup melemah pada Kamis (9/12/2021) di tengah kekhawatiran prospek ekonomi Tiongkok menyusul penurunan peringkat dua pengembang properti di negara importir minyak terbesar dunia itu. Pelemahan minyak juga karena beberapa negara mengambil langkah-langkah pembatasan memerangi varian virus corona omicron.

Minyak mentah berjangka Brent turun US$ 1,40, atau 1,9%, menjadi US$ 74,42 per barel, sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 1,42, atau 2%, menjadi US$ 70,94.

Lembaga pemeringkat Fitch menurunkan peringkat pengembang properti Tiongkok Evergrande Group dan Kaisa Group ke status “default terbatas”. Fitch mengatakan Evergrande telah gagal membayar obligasi luar negeri. Sementara sebuah sumber mengatakan bahwa Kaisa telah mulai merestrukturisasi utang luar negeri senilai US$ 12 miliar.

“Berita itu memperburuk kekhawatiran pertumbuhan PDB (produk domestik bruto) Tiongkok dan pada akhirnya dapat memengaruhi minat membeli minyak dari Tiongkok,” kata analis Rystad Energy Louise Dickson.

Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Rabu (8/12/2021), memberlakukan pembatasan akibat naiknya kasus Covid-19. Dia mengimbau warganya bekerja dari rumah, memakai masker di tempat umum, dan menunjukkan izin masuk vaksin ke acara dan tempat tertentu.

“Meskipun tes laboratorium menunjukkan bahwa vaksin Pfizer memiliki efek menetralkan omicron, langkah-langkah baru sedang diperkenalkan untuk menghentikan penyebaran virus,” kata pialang minyak PVM, Tamas Varga.

Denmark juga merencanakan pembatasan, termasuk penutupan restoran, bar, dan sekolah. Sementara Tiongkok telah menghentikan perjalanan wisata kelompok dari Guangdong.

Adapun Korea Selatan mencatat rekor infeksi. Di sisi lain kasus tetap meningkat di Singapura dan Australia.

Dari Amerika Serikat (AS), jumlah warga yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pekan lalu ke level terendah dalam 52 tahun di tengah kekurangan pekerja, menurut data baru yang diterbitkan Departemen Tenaga Kerja AS.

sumber : beritasatu.com

LEAVE A REPLY