Jelang pilpres Prabowo makin vokal, sentilannya pada pemerintah tajam

0

Pelita.Online – Jelang pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto semakin sering muncul dihadapan publik. Dalam beberapa kesempatan, Prabowo juga sering memberikan pidato politiknya.

Dalam pidato politiknya sering kali berisi kritik tajam pada pemerintah. Tak jarang kritikan tajamnya menuai polemik di publik dan langsung mendapat respons dari pemerintah. Berikut sentilan tajam Prabowo yang semakin vokal jelang Pilpres 2019:

1. Soal TKA, Prabowo: Kita utamakan rakyat kita

Pemerintah sudah mengeluarkan Perpres tentang tenaga kerja asing, aturan ini dikritik keras oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan pemerintah Indonesia seharusnya mengutamakan tenaga kerja dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus mengurangi pengangguran di Tanah Air.

Prabowo mengatakan masih banyak rakyat Indonesia yang belum memiliki pekerjaan yang layak. Untuk itu, kesempatan kerja harus diberikan secara luas bagi warga Indonesia. “Bukan kita antiasing, kita butuh tenaga kerja dengan kemampuan asing tapi kita utamakan rakyat kita,” kata Prabowo.

2. Prabowo: Negara kita hidup dari utang

Prabowo Subianto juga mengkritik utang Indonesia di era Jokowi yang menggunung. Dia menyebut Indonesia adalah negara yang kaya. Namun, mirisnya pemerintah seperti dijajah oleh utang karena hampir semua potensinya dikuasai oleh asing.

“Memprihatinkan, negara kita hidup dari utang. Kalau tidak utang, enggak bisa gajian,” katanya.

“Yang kita alami adalah kita ini susah sekarang. (Untuk mengatasi kemiskinan) nanti, selalu nanti. Sekarang ke mana? Yang bisa dilakukan (pemerintah) adalah mencetak utang untuk bayar pinjaman tahun lalu,” jelas Prabowo.

3. Prabowo sindir elit pemerintah

Prabowo Subianto mengaku kecewa dengan kondisi negara tidak adil dan rakyat tidak sejahtera. Prabowo menduga kondisi tersebut dikarenakan ketidakpedulian elit pemerintahan kepada rakyatnya. Bahkan, Prabowo meragukan kemampuan para elit negara untuk memperjuangkan kepentingan rakyat serta menjaga kekayaan negara.

“Saya melihat elit-elit Indonesia entah bodoh atau entah apa, atau memang mereka hatinya sudah beku atau memang mereka tidak cinta sama bangsa Indonesia. Tetapi bisa juga jadi karena mereka tidak mampu, tidak mampu melihat kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Tidak mampu menjaga kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia,” tegas Prabowo.

4. Kekayaan Indonesia dirampok dan dicuri

Prabowo dengan tegas mengatakan secara terang-terangan kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia sudah dicuri dan dirampok. Dia klaim punya bukti.

“Saya sudah punya data dan saya sudah bikin buku. Saya katakan bahwa kekayaan Indonesia dirampok, dicuri. Kekayaan Indonesia tidak tinggal di Indonesia,” kata Prabowo.

Merdeka.com

LEAVE A REPLY