Multipolar Tebar Dividen Rp 215,63 Miliar

0
Presiden Direktur PT Multipolar Technology Tbk  Wahyudi Chandra (ketiga dari kiri) bersama dengan para direktur PT Multipolar Technology Tbk yakni Suyanto Halim (kiri),  Herryyanto (kedua dari kiri), Hanny Untar (tengah), Yugi Edison (ketiga dari kanan), Yohan Gunawan (kedua dari kanan), dan Jip Ivan Sutanto  (kanan) berfoto bersama usai menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dengan beberapa agenda antara lain menyetujui Laporan Tahunan untuk tahun buku 2020 dan pembagian dividen tunai, Tangerang, Jumat (30/4/2021). Perseroan membukukan laba bruto Rp371,57 miliar dan laba tahun berjalan Rp160,65 miliar, naik 28,3% dari tahun sebelumnya. Dividen yang dibagikan sebesar Rp215,63 miliar atas 1.875.000.000 saham atau Rp115 per lembar saham. RUPST dan Paparan Publik digelar secara elektronik mengingat situasi pandemi yang masih belum kondusif. Investor Daily / Emral Firdiansyah

Pelita.online – PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) kembali akan membagikan dividen sebesar Rp 215,63 miliar dari raihan laba bersih di tahun 2020. Dengan demikian, per lembarnya akan dibagikan sekitar Rp 115 per saham atas 1.875.000.000 saham yang beredar.

“Rencananya, dividen akan dibagikan tanggal 31 Mei 2021,” kata Direktur Multipolar Technology, Hanny Untar usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (30/4/2021).

Multipolar Technology, pada akhir 2020 lalu membukukan laba bruto Rp 371,57 miliar dan laba tahun berjalan Rp 160,65 miliar, naik 28,3% dari tahun sebelumnya. Akibatnya, laba per saham dasar naik menjadi Rp 92, dibandingkan akhir tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp 73. Di mana, total penjualan bersih dan pendapatan jasa sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp 2,68 triliun, atau tumbuh 9,36% dibanding tahun 2019, yang tercatat sebesar Rp 2,45 triliun.

Tahun ini, untuk meningkatkan kinerja keuangan, anak usaha PT Multipolar Tbk (MLPL) tersebut, sebut Hanny mengalokasikan belanja modal (capex expenditure/capex) Rp 163 miliar.

“Dari jumlah tersebut, Rp 8 miliar akan dialokasikan untuk Multipolar Technology dan Rp 155 miliar untuk Visionet Data Internasional (VDI). Dialokasikan untuk keperluan usaha,” ucapnya.

Presiden Direktur Multipolar Technology, Wahyudi Chandra menambahkan, membaiknya kondisi perekonomian dunia termasuk di Indonesia ditandai dengan tumbuhnya permintaan akan layanan TI untuk lebih mendorong peningkatan ekonomi digital dan membangun ekosistem digital yang berkelanjutan.

Hal ini membawa peluang besar bagi penyediaan TI di area non-hardware seperti Cloud baik layanan cloud publik maupun hybrid cloud, Mobile, Big Data dan Analytics, serta Next Gen Security.

Beberapa inisiatif akan dilakukan perseroan guna mengelola risiko terkait layanan dan operasional, seperti peningkatan infrastruktur TI di lingkungan internal perseroan dengan membangun kembali jaringan dan memperkuat sistem keamanan dengan antimalware, antispam, peningkatan firewall, enkripsi, dan otentikasi multifaktor serta menerapkan solusi kolaborasi yang mendukung sistem kerja jarak jauh.

Peluang untuk memperluas pasar yang baru, sambung Wahyudi, terus dijajaki perseroan dengan tetap memperkuat posisi kompetitif di basis pelanggan saat ini, dan memfokuskan pada solusi yang berpotensi menciptakan recurring revenue.

Perseroan juga menyiapkan solusi-solusi bisnis berbasis digital yang sejalan dengan tren dan kebutuhan pasar, termasuk solusi untuk sektor perbankan guna memenuhi kebutuhan regulasi dari Bank Indonesia seperti solusi BI Fast Payment.

Selain itu, perseroan juga melakukan pembaruan terhadap aplikasi core banking konvensional yang dimilikinya yaitu BankVision, dengan menyiapkan solusi core banking digital yang mendukung solusi SaaS berbasis cloud agar bisa mengakomodir kebutuhan perbankan di era digital saat ini.

”Seiring dengan pemulihan ekonomi, maka perseroan tahun ini menargetkan adanya pertumbuhan kinerja sekitar 8%-10% dari pencapaian tahun lalu. Porsi komersial saat ini 19% kita expect di 2021 tetap 19% atau naik sedikit dari 2020, sektor publik dari 5% menjadi 8%. Selain di finansial dan telko, kami memang ingin mengembangkan di sektor publik seperti pendidikan, kesehatan. Lalu komersial seperti farmasi dan asuransi,” kata Wahyudi.

Sumber: BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY