Ramai Gagasan Akhiri Rivalitas Antarsuporter, Semangat Persatuan Setelah Tragedi Kanjuruhan

0

Pelita.Online –  Tragedi Kanjuruhan yang memilukan semua bangsa Indonesia, menumbuhkan gagasan untuk mengakhiri rivalitas antarsuporter.

Sebanyak 125 orang meninggal dunia pada Tragedi Kanjuruhan, menurut versi kepolisian pada Minggu, 2 Oktober 2022 malam WIB.

Tragedi Kanjuruhan tersebut terjadi usai pertandingan Arema kontra Persebaya, Sabtu, 1 Oktober 2022 malam WIB.

Sejumlah hal menjadi sorotan terkait kejadian tersebut yaitu dua orang suporter yang masuk ke lapangan, kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian dan TNI, gas air mata yang ditembakkan ke tribune penonton, pintu keluar yang dikunci dan mengakibatkan orang-orang berdesakan, serta pihak stasiun penyiaran dan LIB yang mengabaikan permintaan perubahan jadwal.

Kejadian yang berujung dengan maut tersebut tidak hanya menjadi perhatian nasional, tetapi juga dunia.

Bahkan, sepak bola Eropa hingga FIFA turut memberikan perhatian terkait insiden mengerikan tersebut.

Tragedi Kanjuruhan masuk ke dalam tiga besar kejadian mengerikan sepak bola di dunia.

Ketika keluarga korban sedang berduka, Menpora, Zainudin Amali dan Ketum PSSI, Mochammad Iriawan justru melontarkan ucapan yang menimbulkan kontroversi.

“Semoga kita tidak disanksi FIFA atas peristiwa ini, mengingat tahun depan kita akan menyelenggarakan FIFA World Cup U-20 2023,” kata Zainudin Amali.

“Terima kasih pak Menpora, pak Kapolri yang saya hormati, ibu Gubernur (Jawa Timur), hadirin sekalian yang berbahagia,” kata Iwan Bule dalam konferensi pers.

Di sisi lain, suporter dan pihak lain yang tidak berhubungan dengan sepak bola, turut berempati dengan kejadian tersebut.

Dari Tragedi Kanjuruhan tersebut, banyak komunitas suporter yang kemudian memutuskan untuk mengakhiri perselisihan yang tertanam dari masa lalu.

Bonek yang terkenal memiliki tensi tinggi dengan Aremania, menghilangkan segala egonya untuk memberikan empati terhadap suporter Arema itu.

Terbukti dengan adanya doa bersama dan karangan bunga dari Bonek yang dikirimkan ke Kanjuruhan sebagai bentuk empati mereka terhadap sesama penggemar sepak bola.

Persis Solo dan PSIM Yogyakarta yang juga sebelumnya memiliki tensi tinggi, memutuskan untuk bertemu, berdamai, dan menghilangkan segala perselisihan.

Suporter Persikama, PPSM MagelangPSS Sleman, dan PSIM Yogyakarta juga menyatakan perdamaian dengan pertemuan yang mereka lakukan.

Jika dilihat dari masa lalu, kelompok suporter tersebut sering terlibat perselisihan.

Adanya potensi kerusuhan yang mungkin terjadi, membuat pihak panpel dari pertandingan yang mempertemukan tim-tim tersebut, membuat salah satu komunitas dilarang hadir untuk mencegah hal yang tidak diinginkan.

Realisasi perdamaian dari kelompok-kelompok tersebut telah dilakukan pada Senin, 3 Oktober 2022.

Selain kelompok suporter tersebut, ramai di media sosial, baik Twitter maupun Instagram, keinginan untuk adanya perdamaian dan perbaikan hubungan antara Persija Jakarta dan Persib Bandung.

Beberapa pengakuan suporter yang diunggah di Twitter, meskipun sempat membenci dengan kelompok tertentu, tetapi dari Tragedi Kanjuruhan, mereka berusaha untuk meredam amarah masa lalu dan membawa perdamaian supaya tidak ada lagi korban-korban di sepak bola.

sumber : pikiran-rakyat.com

 

 

LEAVE A REPLY