Jakarta, Pelita.Online – Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri menindaklanjuti laporan jemaah biro perjalanan haji dan umrah PT Azizi yang diduga melakukan penipuan. Sejumlah perwakilan agen dan jemaah hari ini menjalani pemeriksaan BAP di Bareskrim.
“Hari ini enam orang perwakilan dari agen dan dua orang jemaah diperiksa oleh pihak Bareskrim. Alhamdulilah Kasubdit Hukum Bareskrim Polri langsung meningkatkan statusnya menjadi penyidikan,” ujar Aserrizal, perwakilan agen naungan PT Azizi usai menjalani pemeriksaan di Gedung Siaga Bareskrim Polri, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu 6 September 2017.
Aserrizal diperiksa dari pukul 14.00 WIB hingga 21.00 WIB. Bareskrim mengajukan banyak pertanyaan seputar hubungan kerja sama agen yang dipimpinnya dengan PT Azizi.
“Banyak pertanyaannya, dari A sampai Z, tapi pada intinya polisi ingin mendalami apa yang kita ketahui mengenai PT Azizi, bagaimana perkenalan kita dengan PT Azizi, bagaimana legalitas atau penguatan kita sebagai agen perwakilan” beber Aserrizal.
Aserrizal mengatakan perwakilan agen atau jemaah yang diperiksa hari ini berasal dari berbagai daerah. Di antaranya Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Bogor, Jakarta, dan Bekasi.
“Kita sudah uraikan bahwasanya kita sebagai agen atau perwakilan yang resmi ditunjuk oleh kantor pusat PT Azizi di Medan. Jadi ada surat penunjukan resminya bukan ilegal. Kita punya tanggung jawab ke jemaah untuk mempersipakan keberangkatan mereka, sampai PT Azizi mengabaikan tanggung jawabnya sejak Oktober tahun lalu,” lanjut Aserrizal.
Besook, dia bilang, Bareskrim kembali memanggil sejumlah perwakilan agen dari Jawa Barat untuk menjalani pemeriksaan BAP.
Sebelumnya sejumlah perwakilan agen dan jemaah melaporkan PT Azizi ke Bareskrim Polri karena diduga menelantarkan 2 ribu jemaahnya yang sudah menyetorkan uang sebesar Rp20 juta untuk berangkat umrah ke tanah suci. Jemaah itu seharusnya diberangkatkan PT Azizi ke tanah suci pada periode Oktober 2016 hingga Januari 2017.
Pemilik PT Azizi, Nazla Lubiz juga lepas kontak dengan para agen sejak Desember 2016 lalu sehingga nasib 2 ribu jemaahnya belum jelas hingga sekarang.
Metrotvnews.com
