Sri Mulyani Sebut Teknologi Digital Memperkecil Celah Diskriminasi Gender

0

Pelita.online – Menteri Keuangan Sri Mulyani memandang perkembangan dunia digital telah berhasil memperkecil celah diskriminasi gender. Ia mengatakan melalui teknologi digital, semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan banyak hal, termasuk berkembang di dunia usaha.

“Melihat dunia digital ini adalah sebuah kesempatan baru, meski ini juga bisa menjadi ancaman. Hubungannya dengan perempuan, dengan digitalisasi, diskriminasi gender menjadi lebih kecil,” ujar Sri Mulyani dalam acara bertajuk ‘Intergenerational Dialogue Women and Girl: Changers in Development’ yang digelar secara virtual, Sabtu, 6 Maret 2021.

Sri Mulyani menyebut pandemi Covid-19 telah memberi banyak pelajaran untuk mempercepat pengembangan teknologi digital akibat pertemuan-pertemuan fisik dibatasi. Banyak pihak akhirnya mengubah cara bisnis, mengorganisasi usaha, hingga menyusun strategi marketing.

Bahkan, kian banyak pula usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM yang telah beralih ke penjualan digital. Di tengah perkembangan teknologi digital yang pesat, kesempatan kerja bagi perempuan semakin terbuka.

ADVERTISEMENT

Perempuan dapat mengambil peran yang sama dengan laki-laki, seperti di bidang programming, pengembangan teknologi, dan bidang-bidang yang berhubungan dengan teknologi digital lainnya.

Di bidang ekonomi, Sri Mulyani mengatakan negara yang memberikan kesempatan kepada perempuan untuk berkiprah sama dengan laki-laki berpotensi bisa meningkatkan perekonomian lebih tinggi dan mencapai kemakmuran yang lebih merata.

“Banyak studi menggambarkan suatu negara yang memberikan kesempatan sama bagi perempuan berpartisipasi di bidang ekonomi akan lebih makmur secar merata. Angkanya bisa US$ 26 triliun atau setara 28 persen GDP dunia,” kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani pun menekankan pentingnya memumpuk kesetaraan gender. Ia menyayangkan adanya perusahaan-perusahaan yang masih membayar upah lebih rendah bagi perempuan daripada laki-laki. Hal itu terutama terjadi di negara-negara tertentu yang masih tidak peka terhadap isu gender.

Laki-laki dianggap memiliki tanggung jawab lebih. Sementara itu, perempuan acap dinilai memiliki posisi yang lemah karena mereka akan hamil, memiliki anak, dan cuti. Padahal, kata Sri Mulyani, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki bisa dibagi rata dan sama.

“Jadi dalam proses decisionnya saja diversity sudah enggak ada,” kata Sri Mulyani. Menurut dia, keberagaman harus dijaga di setiap level untuk mencapai keadilan dan mencegah terjadinya gender block atau isu-isu yang berkaitan dengan diskriminasi gender.

 

Sumber : tempo.co

LEAVE A REPLY