Tiga Keutamaan

0

Pelitaonline.id – Saya berkerja di bina Graha sejak tahun 1991. Kemudian antara tahun 1993-1999, saya menjadi Kepala Biro Umum Sesdalopbang (Sekretaris Pengadilan Operasional Pembangunan) dan tetap berkantor di Bina Graha. Sembilan tahun bekerja melayani Pak Harto, membuat saya mengenal kepribadian beliau dan menganggap Pak Harto sebagai satu-satunya pemimpin RI di zaman pembangunan.

Hal pertama saya kagumi dari Pak Harto adalah kesederhanaannya. Lihat saja rumahnya di jalan cendana. Sebagai presiden, selayaknya beliu mendapatkan rumah yang lebih mewah, namun Pak Harto tidak menginginkannya. Jadi kalau orang-orang mengatakan Pak Harto kaya, punya simpanan di mana-mana, saya sangat tidak percaya. Kalau Pak Harto kaya, rumahnya tidak mungikin seperti itu. Makanan favorit orang nomor satu di Indonesia itu juga tidak mewah, biasanya hanya tempe bacem, sayur lodeh, dan makanan lain yang murah.

Pak Harto berkantor di lantai satu Bina Graha, sedangkan ruang rapat ada di lantai atas. Setiap kali hendak rapat Pak Harto harus naik tangga, padahal di tahun 1993 itu beliu sudah mulai sepuh. Tubuhnya sampai mengbengkuk saaat niaki tangga menuju ruang rapat. Terpikirlah oleh saya, kenapa tidak dipasang lift saja?

Akhirnya hal itu dibicarakan. Pak Harto setuju tetapi beliu berpesan, “Yow is, ning aja larang-larang ( ya sudah, tapi jangan mahal-mahal).” Kami memilih dan memasang lift bermodalkan pesan itu. Suatu ketika saya bermaksud mengganti alas tulis di meja kerja Pak Harto, tetapi, “Belum perlu,” kata Pak Harto, “karena yang ini masih bisa dipakai.”

Tidak Ada Prajurit Yang Buruk

Selain sederhana, Pak Harto adalah pemimpin yang bertanggung jawab. Buktinya, hingga akhir jabatannya tidak ada anak buahnya yang dibiarkan menanggung kesalahan. Semuanya ditanggung oleh Pak Harto. Saya piker mungkin karena latar belakang Pak Harto yang militer. Moto militernya adalah “there is no bad soliders, only bad commanders”. Jadi kesalahan diambil alih oleh pemimpin.

Maka dari itulah beliu jelih memilih pembantunya dan bertanggung jawab dengan keputusannya. Di masa kepemimpinan Pak Harto, boleh dikatakan tidak ada menteri yang diganti atau diberhentikan di tengah jalan.

Hal ketiga hal saya kagumi dari Pak Harto adalah kepeduliannya yang tinggi, baik kepada orang-orang sekitarnya, terlebih lagi terhadap rakyatnya. Saya tahu benar Pak Harto melakukan segala cara untuk memakmurkan kehidupan rakyat, termasuk dengan swasembada pangan. Berkat pemikiran dan dukungan penuh Pak Harto pula swasembada pangan di Nusa Tenggara Barat yang tanahnya kering, berupa penanaman padi gogo rancah (padi yang ditanam di lading, bukan di sawah), bisa sukses.(es)

Sumber: “Pak Harto The Untold Stories” – Sardjono

LEAVE A REPLY