UNICEF: Jumlah Ibu Hamil dan Menyusui Derita Kekurangan Gizi Naik 25 Persen

0

pelita.online –  UNICEF mengatakan pada Senin (6/3/2023), jumlah ibu hamil dan ibu menyusui yang menderita kekurangan gizi (undernutrition) telah meningkat sebesar 25 persen sejak 2020 di 12 negara yang dilanda krisis pangan. UNICEF pun memperingatkan bahwa kondisi tersebut dapat berdampak terhadap kesehatan anak-anak juga. Berdasarkan analisis data perempuan di hampir setiap negara di dunia, UNICEF melaporkan lebih dari 1 miliar perempuan dan gadis remaja menderita kekurangan gizi, defisiensi mikronutrien esensial, serta anemia. Baca juga: UNICEF Peringatkan Dampak Malapetaka Gelombang Panas, Berpotensi Hancurkan Masa Depan Anak Kekurangan gizi sendiri menjadikan mereka mengalami kekurangan berat badan dan bertubuh pendek. Sebagian besar dari mereka berada di wilayah termiskin di dunia. Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara menjadi penyumbang 68 persen perempuan dan gadis remaja yang kekurangan berat badan dan 60 persen dari mereka yang menderita anemia. “Kekurangan nutrisi ini berdampak bukan hanya pada kesejahteraan perempuan tetapi juga memengaruhi anak-anak mereka,” kata UNICEF, dikutip dari AFP. UNICEF ingin gizi buruk tak diturunkan dari generasi ke generasi.

Dijelaskan bahwa, malnutrisi pada perempuan dapat meningkatkan risiko kematian bayi baru lahir. Meski janin hidup, kondisi itu pun dapat mengganggu perkembangannya, dengan konsekuensi seumur hidup bagi nutrisi, pertumbuhan, pembelajaran, dan kapasitas penghasilan anak-anak di masa depan.

“Secara global, 51 juta anak di bawah dua tahun mengalami stunting. Kami memperkirakan sekitar setengah dari anak-anak ini menjadi stunting selama kehamilan dan enam bulan pertama kehidupan, ketika seorang anak bergantung penuh pada ibu untuk nutrisi,” ungkap laporan UNICEF. Diperkirakan antara tahun 2020 dan 2022, jumlah perempuan hamil atau menyusui yang menderita kekurangan gizi akut meningkat sebesar 25 persen, dari 5,5 juga menjadi 6,9 juta di 12 negara yang dianggap mengalami krisis pangan. Ke-12 negara itu, yakni Afghanistan, Burkina Faso, Ethiopia, Kenya, Mali, Niger, Nigeria, Somalia, Sudan, Sudan Selatan, Chad, dan Yaman. “Tanpa tindakan mendesak dari masyarakat internasional, konsekuensinya bisa berlangsung selama beberapa generasi mendatang,” kata kepala eksekutif UNICEF Catherine Russell dalam sebuah pernyataan. “Untuk mencegah gizi kurang pada anak, kita juga harus mengatasi gizi buruk pada remaja perempuan dan remaja putri,” tambahnya. UNICEF menyerukan prioritas untuk diberikan kepada perempuan dan anak perempuan dalam hal akses ke makanan bergizi. UNICEF juga menyerukan penerapan langkah-langkah wajib untuk memperluas fortifikasi makanan skala besar dari makanan yang dikonsumsi secara rutin seperti tepung, minyak goreng dan garam untuk membantu mengurangi defisiensi mikronutrien dan anemia pada anak perempuan dan perempuan.

sumber : kompas.com

LEAVE A REPLY