Warga Respons Wacana Harga Pertalite Rp10 Ribu per Liter: Pasti Berat

0

Pelita Online – Sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi, Pertalite maupun Solar, semakin terang benderang. Belum ada hitung-hitungan kenaikan harga yang pantas. Namun, sejumlah ekonom memperkirakan Rp10 ribu per liter untuk Pertalite bisa mengancam inflasi ke level 6,5 persen.
Sementara Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut harga keekonomian Pertalite maupun Solar saat ini jauh dari harga riil yang dijual Pertamina. Untuk Pertalite saja, Pertamina masih menahan harga Rp7.650 per liter, padahal harga keekonomiannya sudah Rp17.100 per liter.

Kemudian, Solar dijual Rp5.100, padahal harga keekonomiannya Rp19.150 per liter. “Negara lain sudah jauh sekali. Kenapa harga kita masih seperti ini? Karena kita tahan terus, tapi subsidi semakin besar. Sampai kapan kita begini? Ini PR kita semua. Menahan harga itu berat,” ujarnya, belum lama ini.

Bagaimana masyarakat menanggapi wacana kenaikan harga BBM bersubsidi? Berikut dihimpun CNNIndonesia.com, Jumat (19/8).

Hafid (28), tukang ojek online, mengaku keberatan jika harga Pertalite naik. Sebab, ia menghitung biaya untuk membeli bensin akan semakin mahal dari yang biasa ia bayarkan sekarang.

“Tidak setuju lah. Saya kan kerjaan ngojek, keliling tiap hari antar penumpang. Saya pakai Pertalite karena jauh lebih murah dari Pertamax. Jadi, kalau dinaikkan ya pasti berat. Pasti uang buat beli bensin jadi tambah besar,” keluhnya.

Sementara, Yayat (32) mengaku setuju jika pertalite dinaikkan menjadi Rp10.000 per liter. Dengan demikian, ia memiliki alasan kuat untuk beralih ke Pertamax karena selisih harga terpaut sedikit.

“Setuju sih. Saya memang sudah dari lama mau pindah ke Pertamax. Tapi belum jadi-jadi karena sekarang harga-harga naik kan. Belanja bulanan istri juga bertambah. Jadi masih ditunda. Kalau nanti (pertalite) naik, bedanya ke Pertamax jadi sedikit, ya sekalian pindah saja. Mungkin memang sudah waktu yang tepat (untuk pindah),” jelasnya sembari tersenyum.

Sementara Fitria (27) yang bekerja sebagai pegawai swasta di sebuah toko mengaku tidak setuju. Tetapi, jika kebijakan itu harus diambil, maka ia hanya bisa pasrah dan memilih untuk beralih ke Pertamax.

“Kalau jujur ya nggak setuju, tapi kalau harus ya nggak apa-apa juga. Paling nanti saya pindah ke Pertamax karena kalau dia (Pertalite) naik jadi Rp10 ribu, beda sedikit sama Pertamax. Mending Pertamax saja sekalian,” ungkapnya.

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY