Alternatif Bali, Okupansi Hotel di Bandung Capai 65 Persen

0

Pelita.online – Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menyebutkan okupansi atau keterisian hotel di kawasan Bandung dan Puncak, Jawa Barat mencapai 65 persen pada libur Natal 2020.

Menurut Hariyadi, banyak masyarakat yang memilih untuk menghabiskan libur akhir tahun mereka ke Bandung dan Puncak, sebagai alternatif liburan ke Bali. Pasalnya, Pemerintah Provinsi Bali menerapkan protokol kesehatan lebih ketat, yakni kewajiban PCR Test risiko Covid-19 bagi wisatawan.

“Masyarakat yang tidak ke Bali, perginya di sekitaran pulau Jawa saja. Jadi di Bandung dan Puncak itu ramai, karena bisa ditempuh dengan mobil,” kata Hariyadi, Sabtu (26/12) seperti dikutip dari Antara.

Sementara itu, Satgas Covid-19 dan Disbudpar menggelar rapid test antigen terhadap para wisatawan yang masuk ke Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (26/12). Tim gabungan itu menyisir tamu hotel secara acak. Sebelumnya, tes masif acak dilakukan di Terminal Cicaheum dan Leuwipanjang.

“Hari ini sesuai jadwal dari Disbudpar Kota Bandung, tim gabungan menggelar di tiga hotel,” ucap Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Ahyani Raksanagara.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, ketiga hotel yang dijadikan lokasi pengetesan acak rapid antigen antara lain di Four Points di Jalan Ir H Juanda, Aryaduta Hotel, Jalan Sumatera, dan Best Western La Grande Hotel, Jalan Merdeka. Pemeriksaan Covid-19 ditargetkan menyasar 40 wisatawan.

“Untuk pengetesan terhadap tamu hotel baru hari ini,” kata Ahyani.

Sementara itu, Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kota Bandung Girindra Wardana menuturkan, rata-rata setiap hotel mendapat jatah 10-20 kit rapid test antigen. Ia menjelaskan, tidak ada target khusus yang ditetapkan dalam satu hari. Namun dalam sehari pengetesan dapat diberikan kepada 100 orang.

“Dalam satu hari bisa sampai 100 orang, tapi tetap tergantung mobilitas pesertanya,” ujarnya.

Girindra mengungkapkan, pengetesan akan dilakukan selama 10 hari ke depan. Hingga titik lokasi terakhir pengetesan, belum ada wisatawan yang dinyatakan positif Covid-19. Girindra mengatakan, bila ada wisatawan yang dinyatakan positif, yang bersangkutan akan diisolasi di tempat pengetesan dilakukan. Selain itu, wisatawan tersebut juga akan diarahkan untuk pulang kembali ke daerah asal.

“Kalau ada yang positif kita isolasi di tempat sesuai kegiatan dilakukan kemudian diarahkan untuk kembali ke daerah asalnya dengan diberikan arahan-arahan tata laksananya seperti apa,” tuturnya.

Okupansi Hotel di Bali

Berbeda dengan yang terjadi di Bandung, dan daerah destinasi favorit wisata di pulau Jawa pada umumnya, Hariyadi mengatakan okupansi hotel di Bali untuk libur akhir tahun hanya mencapai sekitar 15 persen di kawasan Ubud, sedangkan di Kabupaten Badung mencapai 25 persen.

Meskipun demikian, menurutnya, okupansi di Bali itu lebih baik jika dibandingkan dengan kondisi keterisian hotel selama pandemi yang bahkan tidak mencapai 10 persen.

“Bali ini paling berat karena jumlah kamarnya besar. Total semua kamar sekitar 160 ribuan, jadi sekarang ini contohnya di Kabupaten Badung hanya sekitar 25 persen,” kata Hariyadi Sukamdani.

Hariyadi yang juga Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) tersebut menambahkan destinasi wisata di Pulau Jawa memang menjadi incaran bagi masyarakat untuk berlibur akhir tahun.

Namun demikian, ia tidak menampik bahwa kewajiban rapid test antigen bagi wisatawan berdampak pada tingginya pembatalan pemesanan hotel, terutama di Yogyakarta.

Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya International Tbk, Hariyadi Sukamdani bersama sejumlah pengusaha bertemu Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/6).Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani juga dikenal sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

Sebelumnya, pada Jumat (25/12), Hariyadi mengatakan okupansi hotel di kawasan DI Yogyakarta secara umum mencapai 60 persen pada perayaan Natal 2020.

“Waktu wajib antigen diumumkan sempat turun rata-rata lebih dari 20 persen untuk Yogyakarta. Begitu perjalanan mendekati Natal, naik lagi. Secara keseluruhan untuk kota Yogyakarta itu okupansinya 60 persen,” kata Hariyadi.

Sementara itu, di wilayah Sumatera Utara, pada libur natal tahun ini Caretaker Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumut, Dewi Juita Purba, mengatakan pesanan kamar hotel di kawasan wisata Berastagi dan Samosir untuk libur akhir tahun 2020 rata -rata sudah mencapai 80 persen.

“Pesanan kamar hotel di Berastagi dan Samosir untuk libur tahun baru sudah rata – rata 80 persen dan diperkirakan naik lagi,” ujar Deqi.

Mengutip laporan dari manajemen hotel anggota PHRI di Sumut, Dewi menyebutkan pengelola hotel di destinasi wisata itu meyakini hunian hotel jelang akhir tahun bisa di atas 80 persen. Prediksi itu mengacu pada kebiasaan wisatawan dalam negeri khususnya Sumut yang melakukan pemesanan mendekati hari H.

“Prediksi pesanan yang semakin banyak juga datang dari manajemen hotel di Parapat dan Kota Medan yang pesanannya saat ini masih tergolong rendah,” katanya

Pesanan hotel di Parapat masih berkisar 60 persen dan di Kota Medan 40 persen.

“Pandemi Covid-19 mengganggu hunian hotel. Walau di libur Natal dan tahun baru, pesanan lumayan banyak, ” ujar Dewi.

Sebelumnya, Kementerian Perhubungan menerbitkan Surat Edaran (SE) Tentang Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) Perjalanan Orang dengan Transportasi Selama Masa Libur Natal dan Tahun Baru Dalam Masa Pandemi Covid-19.

SE tersebut merujuk pada Surat Edaran yang diterbitkan oleh Satgas Penanganan COVID-19 No. 3 Tahun 2020 Tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Orang Selama Libur Nataru dalam Masa Pandemi Covid-19 (SE Satgas Covid 19) yang ditetapkan pada 19 Desember 2020 dan diterbitkan/diumumkan pada 20 Desember 2020.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY