Angka Covid-19 di Jakarta Mengkhawatirkan, Anies: Langkah Kita Masih Sesuai Jalur

0

Pelita.online – Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui angka kasus Covid-19 di Jakarta dalam sepekan terakhir mengkhawatirkan. Bahkan, angka positivity rate-nya dalam sepekan terakhir sudah 13 persen.

Meskipun demikian, Anies menegaskan langkah yang dilakukan Pemprov DKI dan masyarakat dalam mengendalikan penyebaran Covid-19 sudah pada jalur yang benar. Menurut dia, hanya membutuhkan waktu untuk menuntaskan kasus Covid-19.

“Sekarang positivity rate kita di atas 10 persen. Ini angka yang sangat mengkhawatirkan. Tetapi saya ingin menyampaikan kepada semua bahwa track (jalur) kita di Jakarta benar,” ujar Anies dalam acara bersama PKK DKI Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Track yang dimaksud Anies adalah pemerintah dan masyarakat relatif sama-sama sudah menjalankan tugasnya dengan baik. Pemerintah, kata dia, telah melakukan dan meningkatkan kapasitas 3T yakni testing, tracing dan treatment.

“Langkahnya benar, yaitu tingkatkan testing, lakukan tracing, lakukan isolasi, lakukan treatment perawatan. Itunya benar. Tapi di sisi lain, kita menyaksikan angka positivity rate-nya makin tambah. Artinya ada penularan yang masih terus terjadi di masyarakat,” ungkap dia.

Testing di Jakarta, kata Anies sudah 5 kali lipat dari standar minimal yang ditetapkan oleh WHO. WHO menetapkan standar minimal sekitar 10.000 orang dites Covid-19 per minggu (untuk Jakarta). Sementara di Jakarta sudah lebih dari 50.000 orang yang dites per Minggu.

“Tujuan testing banyak agar kita bisa cepat mendapatkan orang-orang yang terpapar Covid-19 yang belum tentu sadar bahwa dia sudah terpapar. Jadi kita meningkatkan kemampuan testing, otomatis akan ketahuan siapa-siapa yang positif. Tapi kalau kita tidak meningkatkan testing, angkanya kelihatan rendah karena testing-nya sedikit. Wabahnya ada di mana-mana. Orang yang kena banyak,” terang dia.

Lebih lanjut, Anies mengatakan dengan testing yang banyak maka jumlah kasus yang ditemukan juga banyak di Jakarta. Hal inilah yang menyebabkan angka kasus positif Covid-19 di Jakarta selalu tinggi. Menurut Anies, jika orang paham cara pengendalian Covid-19 di Jakarta, maka mereka akan menilai secara positif dengan tingginya jumlah kasus Covid-19 di Jakarta.

“Jadi kalau ada yang mengatakan bahwa wah Jakarta angka (terkonfirmasi) positif-nya tinggi itu dipandang negatif, berarti dia tidak paham cara kerja pengendalian Covid-19 ini. Kenyataannya, (orang yang terpapar) Covid-19. Karena itulah, kita tingkatkan (kapasitas dan kegiatan testing),” ungkap dia.

Selain itu, kata Anies, dampak dari testing yang banyak, maka angka kematian karena Covid-19 di Jakarta juga rendah. Saat ini, kata dia, tingkat kematian di Jakarta 2,8 persen dan tingkat kesembuhan justru terus meningkat, yakni pada angka 74,6 persen.

“Kenapa angka kematian di Jakarta rendah karena kita melakukan testing massif, karena kita menemukan angka positif banyak sehingga mereka bisa diisolasi dan bila mereka orang yang punya risiko, maka orang ini bisa dirawat,” jelas dia.

Sementara di sisi masyarakat, kata Anies juga sudah banyak yang disiplin menjalankan protokol kesehatan khususnya 3M, yakni memakai masker dengan benar, menjaga jarak aman dan mencuci tangan di air mengalir dengan sabun. Menurut Anies, kedisiplinan masyarakat sangat berpengaruh dalam keberhasilan memutus mata rantai penularan Covid-19 di Jakarta.

 

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY