Pelita.online – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut wilayah Sulawesi Selatan berpotensi terkena bencana saat musim penghujan.
“Kita melihat bahwa daerah Sulawesi Selatan ini berpotensi bencana yang sangat tinggi. Hampir sebagian besar daerah di Sulawesi Selatan ini berpotensi bencana, banjir, tanah longsor, puting beliung dan itu hampir akan berulang kejadian itu,” ujar Kepala Pusdiklat BNPB, Bagus Tjahjono di Makassar, Selasa (15/10/2019).
Bagus menyampaikan hal tersebut usai memberi pembekalan pada kegiatan Gladi Ruang dan Gladi Posko Bencana Banjir Provinsi Sulsel. BNPB meminta Pemprov termasuk masyarakat untuk mengantisipasi ancaman bencana khususnya di musim penghujan.
“Untuk Sulawesi Selatan kita lihat masyarakatnya bagaimana merespon kejadian bencana yang ada di sini, sudah cukup responsif karena hasrat untuk menolong sesama cukup tinggi, namun demikian tetap kita harus meningkatkan kesiapsiagaan,” sambungnya.
BMKG memperkirakan Sulsel umumnya mulai memasuki musim penghujan pada awal November. Namun beberapa wilayah sudah mulai diguyur hujan sejak September.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Syamsibar mengatakan wilayah Sulsel memiliki penanganan yang berbeda dalam mengantisipasi banjir. Dia mencontohkan beberapa wilayah di Kota Makassar yang berpotensi terdampak banjir saat intensitas hujan tinggi.
“Sulsel ini sudah ditetapkan secara nasional 4 yang sangat rentan, banjir, longsor, abrasi, dan angin puting beliung,” tuturnya.
“Cuma kalau kabupaten yang punya sungai itu berbeda sentuhannya. Karena kalau punya sungai itu (diantisipasi) luapan sungai ditambah air (laut) pada saat pasang, intensitasnya hujannya tinggi, sehingga rentan banjir,” imbuhnya.
“Prakiraan awal musim hujan terjadi pada bulan September Dasarian III : daerah sekitar Pinrang (Lembang bagian utara) dan Tana Toraja (Simbuang bagian barat, Mappak),” jelas BMKG Sulsel melalui keterangan tertulis.
Sumber : Detik.com
