Bonsai Kelapa, Buatnya Mesti Sabar dan Telaten Tapi Cukup Tinggi Nominalnya

0

Pelita.online – Bonsai kelapa kini menjadi hobi baru yang punya nilai ekonomis tinggi di kalangan pecinta tanaman hias. Namun, proses pembuatan dan perawatannya memang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan yang ekstra.

Salah satu warga Lamongan yang menekuni hobi baru merangkai Kelapa menjadi bonsai tersebut adalah Agus Murjianto (42), warga Perumahan Graha Indah Lamongan. Berawal dari kecintaannya pada tanaman, Agus kini sudah hampir setahun menekuni hobi barunya, membuat bonsai kelapa.

“Sebelum kelapa, saya lebih cenderung ke tanaman serut, tapi karena saya tinggal tugas akhirnya tak terawat. Setelah lihat ada kelapa yang digunakan untuk bonsai akhirnya saya kembali tertarik,” kata Agus Murjianto ini saat berbincang dengan wartawan, Minggu (22/11/2020).

Agus mengaku ia tertarik menggunakan kelapa untuk membuat bonsai karena metode atau cara pembuatan bonsai kelapa sangat sederhana. Hanya saja, aku Agus, proses pembuatan dan perawatan bonsai kelapa membutuhkan kesabaran dan ketelatenan ekstra.

“Saya tertarik karena metodenya sangat sederhana sekali untuk pembuatan bonsai kelapa ini, hanya dibutuhkan botol air mineral bekas yang dipotong, setelahnya barulah kelapa dimasukan hingga mengenai air yang ada di botol tersebut,” ujar Agus yang juga seorang polisi ini.

Air yang ada di botol air mineral, kata Agus, gunanya untuk memancing agar batok kelapa bisa memunculkan tangkai. Setelah tangkai keluar maka tak lama kemudian pasti akan muncul akar dan tinggal merawat serta meneruskan untuk program akar, batang atau daunnya.

“Perawatan setelahnya itu terserah kita, karena ada juga yang mengkombinasikan antara akar dengan daun sehingga mulai dari kecil harus benar-benar diperhatikan,” terang Agus sambil mempraktikkan cara membuat dan merangkai bonsai kelapa tersebut.

Panit Binmas Polsek Kota Lamongan ini menyebut untuk saat ini yang paling dicari karena dipandang memiliki nilai seni tingga adalah bonsai kelapa dari jenis kelapa Minion. Bonsai kelapa minion ini, lanjut Agus, diprogram berbarengan dengan akarnya dan diberikan air dan ikan hias agar nampak lebih cantik.

“Kelapa minion sendiri berasal dari Blitar, Bali, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Untuk sebuah kelapa minion yang masih bahan kalau beli dari Blitar, saya beli dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu,” jelasnya.

Selain kelapa minion, tambah Agus, bahan lain yang susah untuk dicari adalah yang berbahan Kelapa Gading Kuning. Paling susah sendiri, aku Agus, adalah melakukan perawatan kelapa merah karena harus ekstra dengan menggunakan pisau kecil dan tajam untuk menyayat kulit kelapa yang jika tidak hati-hati akan mudah patah.

“Untuk yang lainnya sama, tak ada perbedaan. Tinggal menerapkan seni saja dan tentunya hanya membutuhkan kelembapan saja untuk kelapa tersebut,” imbuh Agus seraya menambahkan untuk perawatan sendiri mulai awal hingga 3 bulan hanya menggunakan air dan untuk selanjutnya tinggal mempersiapkan media tanam dengan pupuk kandang.

Agus sendiri mengaku lebih senang dengan bentuk-bentuk yang alami sehingga tinggal melakukan penghalusan pada batok kelapa. Agus juga menyarankan, agar bonsai kelapa tidak terkena sinar matahari secara langsung karena kurang lebih 10 menit saja pasti tanaman kelapa bonsai tersebut akan pecah dan tak bisa halus dan bagus lagi.

bonsai kelapaFoto: Eko Sudjarwo

“Setelah jadi jangan kelapanya digoyang-goyang karena sangat rawan putus dengan tunasnya,” saran Agus yang merangkai bonsai kelapa di saat lepas dinas sebagai polisi ini.

Agus yang membeli sendiri kelapa bahan dari Blitar ini mengaku untuk bonsai kelapa yang sudah dirawat 6 hingga 7 bulan biasanya akan dibeli orang dengan harga Rp 400 ribu sampai Rp 700 ribu perbatang. Sampai saat ini, Agus mengaku sudah menjual kurang lebih sekitar 80 batang bonsai kelapa.

“Kalau saran saya, praktik awal mengunakan kelapa sayur, karena murah sebagai bahan uji coba,” pungkas Agus.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY