Cerita Jatuh Bangun TNI Rancang Ban Tanpa Udara

0

Pelita.online -Ban tanpa udara yang dirancang Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) telah melalui proses jatuh bangun sampai akhirnya fasilitas pendidikan TNI AD itu menemukan formula produk yang tepat untuk diuji coba pada awal tahun ini.

Poltekad telah merintis ban yang anti peluru dan ranjau paku itu sejak 2017, namun pada masa itu produk sempat gagal karena banyak faktor.

Hal itu diceritakan dalam video pemaparan ban tanpa udara karya siswa Poltekad yang diunggah pada akun Youtube TNI Angkatan Darat (AD).

Dalam narasi disebutkan pada 2017 Poltekad merancang sendiri ban tanpa udara dengan kemampuan serta peralatan seadanya. Semua dibuat manual dengan tingkat akurasi minim.

Uji coba pertama kemudian membuat hasil jauh dari kata berhasil, ban tanpa udara justru pecah ketika uji coba.

“Faktor lain pengerjaannya sederhana, pembuatan pencetakan semua secara manual sehingga tidak presisi dan tebal tipisnya menjadi tidak sama,” terdengar dalam narasi tersebut yang dikutip pada Selasa (4/8).

Masih diceritakan dalam video tersebut, Perwira Teknis 2 Poltekad Letda ARM Farid Hendro mengatakan ban ini sengaja diteliti dan dikembangkan sendiri atas dasar kebutuhan prajurit TNI.

Farid menilai ban konvensional yang mengandalkan tekanan udara bisa jadi tak efisien jika digunakan kendaraan TNI sebagai alat mobilisasi.

“Pada saat ini mobilisasi prajurit khususnya rata-rata menggunakan kendaraan dan dihadapkan dengan kelemahan ban angin. Itu akan sangat mengganggu mobilitas dari prajurut yang mengawaki,” kata Farid.

Atas dasar ide itu lantas tercetus membuat penelitian ban yang anti bocor namun dapat digunakan pada segala jenis medan. Ban tersebut yang kini dikenal ban tanpa udara.

“Sehingga kami punya ide membuat ban yang nanti saat digunakan tidak bisa bocor, pecah, jadi kalau di medan pertempuran juga kalau itu kena tembak musuh masih bisa digunakan,” ungkap Farid.

Komandan Poltekad Kodiklat TNI AD Brigadir Jenderal Nugraha Gumilar pernah mengatakan pengembangan ban ini awal dilakukan pada 2019, sementara uji coba berlangsung 2020. Semua proses ini dilakukan di Batu, Jawa Timur.

Nugraha memaparkan uji coba ban sudah dilakukan pada pikap kabin ganda sembari mengitari area perkotaan di Batu, Jawa Timur selama hampir dua jam dengan rata-rata kecepatan 40-50 km per jam.

Menurut hasil uji coba ban diklaim mampu menggilas paku atau benda tajam lain, bahkan tidak rusak seketika saat ditembak senjata api. Ban ini juga mampu mampu menahan beban dua sampai empat ton.

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY