Industri Hotel Masih Prospektif di Masa Pandemi

0

Pelita.online – Komisaris dan CEO Crown Group, Iwan Sunito memproyeksikan, jumlah tamu asal Indonesia di jaringan hotel Crown akan mengambil porsi 20 persen hingga 30 persen jika pemerintah Australia telah membuka perbatasannya.

Seperti diketahui, pada Maret 2020, Australia menutup diri untuk semua warga negara asing demi memperlambat penyebaran virus corona di Negeri Kanguru tersebut.

“Green Square dan Sydney populer untuk orang Indonesia. Duta besar Indonesia sudah pernah tinggal di dua hotel Crown dan juga sudah banyak komunitas pemimpin yang sudah tinggal di hotel Crown. Saya pikir kalau border sudah dibuka bisa 20 persen hingga 30 persen mungkin yang Skye Suites Green Square akan populer untuk orang Indonesia,” ujarnya dalam Skye Suites Global Zoom Conference, Rabu (18/11/2020).

Crown Group, perusahaan pengembang Australia yang didirikan oleh dua orang Indonesia, Iwan Sunito dan Paul Sathio baru-baru ini telah membuka hotel mewah ketiganya di kawasan Green Square, Sydney, Australia, Skye Suites Green Square. Hotel ini merupakan bagian dari pengembangan Infinity by Crown Group.

Iwan menambahkan, dengan portofolio saat ini senilai Rp 2,5 triliun, Skye Suites berencana untuk berekspansi ke pasar domestik baru termasuk Brisbane, Melbourne dan pasar internasional seperti Los Angeles, Amerika Serikat dan Indonesia.

Namun, untuk pengembangan jaringan hotelnya di Indonesia, dia masih enggan membeberkannya lebh lanjut. Meskipun demikian, industri hotel di Indonesia menurutnya cukup prospektif didukung dengan keindahan alamnya.

“Industri hotel perlu adaptasi dengan perubahan. Sebenarnya ada peluang di tengah pandemi Covid-19, karena orang juga bosan terus di rumah. Kalau dulu pemikiran orang liburan cari yang jauh-jauh, sekarang tidak begitu yang penting fasilitasnya memadai, premium dan layanan servisnya baik,” tandasnya.

Hal itu dialami kedua hotel Skye Suites Crown di Sydney dan Parramatta, di mana saat pandemi justru mengalami lonjakan pemesanan dari mereka yang membutuhkan ruang untuk bekerja secara work from home (WFH) atau menunggu waktu penerbangan dan perbatasan dibuka kembali.

Bahkan, Iwan mengatakan, potensi penjualan kamar hotel di Sydney sudah mencapai AUS$ 30 juta per Oktober 2020. “Ini unexpected karena okupansi hotel sudah naik sekitar 80 persen hingga 90 persen,” ujarnya.

Pencapaian penjualan kamar hotel pada Oktober tiga kali lebih besar dibandingkan dengan Juli 2020. Padahal pada awal semester kedua lalu penjualan kamar hanya berkisar AUS$ 10 juta. Dia meyakini pada akhir tahun ini, realisasi penjualan kamar hotel bisa melampaui target. “Kami tidak akan kaget kalau pencapaian tahun ini melebihi target Rp 2 triliun,” tuturnya.

Lebih lanjut, dengan dukungan tim yang baru, pertumbuhan eksponensial lini usaha Skye Suites diharapkan dapat melampaui Rp 10 triliun dalam lima tahun ke depan. “Skye Suites memberikan alternatif akomodasi mewah bagi wisatawan domestik dan mancanegara,” kata Iwan.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY