Investasi Bodong Love Money ‘Makan’ Korban, Belasan Juta Raib

0

Pelita.online – Berbagai aplikasi investasi bodong yang mengiming-imingi uang kepada masyarakat terus menjamur. Setelah Vtube, Tiktok Cash, kini Love Money yang mengumbar janji surga imbal hasil dari investasi di dunia maya.

Yang dibutuhkan untuk menjadi member hanya nama, nomor telepon, dan uang yang ditransferkan ke virtual account atas nama Instamoney. Untuk dapat bertransaksi, minimal anggota baru harus mentransfer Rp100 ribu.

Uang tersebut akan menjadi saldo member yang dapat diinvestasikan ke beberapa jenis investasi yang disediakan sesuai nominal. Semakin besar investasi yang dilakukan, semakin besar pula imbal hasil yang dijanjikan.

Tak sedikit yang tergiur. Salah satunya Nisa, korban yang mengaku kehilangan Rp16 juta. Nisa awalnya mengetahui Love Money dari review beberapa Youtuber yang menyatakan aplikasi pasti menghasilkan uang.

Percaya dengan para influencer itu, ia pun melakukan transfer pertama pada 1 Februari 2021 lalu sebesar Rp300 ribu. Ia menyebut dengan investasi Rp200 ribu, dalam sebulan bunga yang dibayarkan sebesar Rp210 ribu.

Di awal, imbal hasil lancar ditransferkan. Tak berpikir panjang dan ingin mendapat uang cepat, Nisa pun terus melakukan top-up untuk memperbesar cuan. Hingga Rabu (24/2), ia sudah mengirimkan Rp16 juta yang berasal dari tabungannya, suami, dan kakaknya.

Dalam akunnya, ia sudah menghasilkan investasi sebesar Rp3 juta. Kala itu, ia tidak berpikir kalau angka yang tertera hanya cuan semu, Nisa mengaku enggan menarik uangnya karena masih ingin memutarkan uangnya dan berinvestasi di sana.

Kurang dari sebulan, pada tanggal 25 Februari lalu ia tak dapat lagi mencairkan uangnya. Admin dari Love Money menyebut bahwa aplikasi sedang diperbaiki.

Namun, pada malamnya pukul 20.30 di hari yang sama, aplikasi tidak bisa dibuka dan Instagram Love Money serta kontak admin sudah tidak lagi aktif.

“Dari tanggal 25 Februari aplikasinya itu gagal withdraw alias ga bisa cairin saldo di aplikasi ke rekening, alasan sedang ditinjau,” katanya kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/2).

Nisa kebingungan, ia tak tahu harus melapor atau ke mana. Dia bahkan tak berani mengangkat telepon untuk bercerita karena takut terdengar oleh orang tuanya.

“Saya tergiur dengan testimoni yang sudah ada karena itu menurut informasi aplikasi sudah dari November 2020 tapi baru rilis di Playstore akhir Januari kayaknya,” jelasnya.

Ia pun bergabung dalam grup Whatsapp masyarakat yang senasib. Dalam grup itu, ia menerima informasi ada kelompok kecil korban yang mengadukan ke Kepolisian, sayang laporan tidak ditindaklanjuti.

“Tadi ada beberapa di grup WA saya datang ke Polda Jawa Timur tapi disuruh balik lagi dipikir ini penipuan kecil,” katanya.

Senasib, Muhammad mengaku tergiur setelah melihat story WA temannya yang tampak menjanjikan. Awalnya ia ragu, namun karena terlilit utang dan jatuh tempo kartu kredit kian dekat, akhirnya ia memutuskan untuk bergabung.

Pada 20 Februari 2021, ia mentransfer Rp1 juta untuk coba-coba. Dengan modal itu, ia menyebut sehari hasil yang dijanjikan adalah Rp38 ribu.

Saldonya terus bertambah, ia pun terus menambah saldo. Dalam beberapa hari ia telah mengirimkan total Rp20 juta.

“Jadi kalau investasi Rp10 juta itu per hari dapat Rp470 ribu, saya tergiur. Karena punya utang banyak maksudnya enak buat nutup utang begitu dapat uang dari sini,” imbuhnya menyesali.

Niatnya untuk membayar utang malah buntung. Kini utangnya kian dalam, saking stresnya, Muhammad mengaku tak bisa tidur dan makan sejak uangnya raib pada Kamis (25/2).

Belum juga mencairkan uang dan menikmati hasil, tiba-tiba dia dikabarkan bahwa aplikasi tidak bisa lagi diakses. Ketika ia mengecek, benar saja, setiap akan mengakses, pesan error terus muncul.

Nasi sudah jadi bubur, ia hanya dapat menyesali keluguannya. Terjepit utang, ia mengatakan tak bisa lagi berpikir logis dan mengambil jalan pintas.

Ia telah melaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun yang didapat hanya jawaban boot aplikasi. Rencananya, ia dan korban asal Jawa Timur lainnya akan melapor ke Kepolisian setempat besok.

“Saya engga tahu uang itu bisa kembali atau tidak tapi semoga ga ada lagi orang bodoh yang mudah tergiur seperti saya, dengan gampang dapat uang. Kalau memang uang kalau rezeki saya bisa balik alhamdullilah, kalau tidak, paling nggak mereka bisa ditangkep,” tutup dia.

Terpisah, Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tongam L Tobing menyebut Love Money sudah masuk ke radar SWI dan saat ini investigasi sedang dilakukan. “Saat ini masih kami teliti,” jawab Tongam.

 

Sumber : cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY