Jumlah Penduduk Miskin RI Capai 27,55 Juta Orang

0

Pelita.online – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah penduduk miskin di Indonesia tembus 27,55 juta pada September 2020. Jumlah itu membuat tingkat kemiskinan mencapai 10,19 persen dari total populasi nasional.

Populasi penduduk miskin meningkat dari sebelumnya 26,42 juta pada Maret 2020. Begitu juga dari sisi tingkat kemiskinan, meningkat dari sebelumnya 9,78 persen pada periode yang sama.

“Persentase penduduk miskin meningkat dari 9,78 persen menjadi 10,19 persen yang setara 27,55 juta orang,” tutur Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2).

 

Kendati naik, namun Suhariyanto mengklaim realisasinya masih di bawah prediksi lembaga internasional. Bank Dunia sebelumnya memperkirakan tingkat kemiskinan Indonesia naik menjadi 10,7 persen sampai 11,6 persen kalau tidak ada bantuan dari pemerintah.

“Memang ada kenaikan, tapi kenaikannya tidak sedalam yang diduga (Bank Dunia),” imbuhnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi karena tekanan ekonomi akibat pandemi virus corona atau covid-19.

“Pandemi covid-19 memberi dampak yang luar biasa buruk pada kesehatan, ekonomi, dan perubahan perilaku. Kita berharap pandemi tidak terjadi lagi di masa depan,” katanya.

Ia mengatakan pandemi covid-19 menghantam berbagai lapisan masyarakat, mulai dari bawah ke atas. Untuk kalangan bawah, sekitar 7 dari 10 responden mengaku pendapatannya turun.

“Sementara kalangan atas hanya 3 dari 10 yang turun pendapatannya,” imbuhnya.

Tak hanya itu, pandemi juga membuat pertumbuhan ekonomi terkontraksi dalam tiga kuartal berturut-turut dan merupakan yang terburuk sejak 1998. Laju inflasi rendah, meski tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi semua negara.

“Permintaan sangat lemah sehingga permintaan di berbagai negara turun tajam, bahkan beberapa negara mengalami kontraksi,” jelasnya.

Hal ini ikut menurunkan sejumlah harga komoditas, yaitu beras turun 0,49 persen, daging ayam ras 3,52 persen, gula pasir 6,54 persen, cabai rawit 32,37 persen.

Lalu, turut menaikkan tingkat pengangguran terbuka naik dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen per Agustus 2020. Pandemi covid-19 juga memberi dampak ke 29,12 juta penduduk, di mana 2,56 juta penduduk menjadi pengangguran.

Secara rinci, jumlah penduduk miskin di desa meningkat dari 12,82 persen menjadi 13,2 persen per September 2020. Sementara di kota naik dari 7,38 persen menjadi 7,88 persen dari total populasi.

“Covid-19 lebih berdampak ke perkotaan. Penduduk miskin di perkotaan naik karena pandemi covid-19,” terang dia.

BPS mencatat garis kemiskinan sebesar Rp458.947 per kapita per bulan pada September 2020. Jumlahnya naik dari Rp454.652 per kapita per bulan pada Maret 2020.

“Komoditas yan memberi pengaruh ke garis kemiskinan tidak berubah, yaitu beras, rokok kretek filter, dan telur ayam ras,” paparnya.

Sumber : Cnnindonesia.com

LEAVE A REPLY