Jurus Pemerintah Angkut Warga Lebih Banyak Keluar dari Palu

0

Pelita.Online – Penerbangan Hercules dari Lanud Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan terpaksa dihentikan. Hal ini menyusul kondisi di Bandara Sis Aljufri Palu mulai tidak kondusif.

Ribuan korban gempa dan tsunami yang hendak mengungsi ke luar Palu memaksa naik ke pesawat hingga terjadi kekacauan di sana.

Pemerintah pun tak tinggal diam dan terus memutar otak agar gelombang pengungsi bisa terfasilitasi ke luar Palu menuju tempat yang lebih aman.

Bagaimana strateginya?

  1. Hentikan Sementara Penerbangan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, otoritas bandara terpaksa menghentikan aktifitas penerbangan lantaran warga yang ada di bandara sangat membludak hingga menutup landasan pacu.

Penghentian penerbangan kata menhub, dilakukan karena angkutan penerbangan tak bisa mengabaikan keselamatan hingga tak bisa sembarang orang bisa diizinkan naik pesawat.

“Jangan buru-buru. Karena apa? Karena satu kualifikasi dari domain penerbangan safety adalah nomor satu. Kalau kita nggak tahu siapa yang berangkat, kemudian bawa apa. Itu mengkhawatirkan, bahkan dalam pemahaman kita lebih baik kita nggak pergi daripada kita pergi dengan suatu resiko,” jelas dia.

2. Alternatif Angkutan Lewat Laut

Menteri perhubungan Budi Karya Sumadi berencana memfasilitasi masyarakat untuk menggunakan jalur laut dari pintu Pelabuhan Pantoloan ke Makasar.

Langkah ini diharapkan bisa menjawab hambatan daya angkut via angkutan udara di Bandara Mutiara Sis Al Jufri yang hanya bisa menampung 2.000 penumpang per hari.

“Saya sarankan untuk memberikan suatu angkutan bus dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri menuju Pantoloan. Karena kapal kalau di Al Jufri itu ada 2.000 orang itu harus diangkut dalam satu hari. kalau di Pantoloan (2.000 orang) dalam satu kapal bisa diangkut,” kata dia.

Budi Karya menjelaskan, rencana mengenai pengangkutan masyarakat ke Makassar melalui Pelabuhan Pantoloan ini sedang ia koordinasikan dengan Komando Resort Militer (Korem), untuk memandu jalan dari Bandara Mutiara sis Al Jufri ke Pelabuhan Pantoloan.

“Ini adalah satu ide dari kami, kami akan koordinasikan dengan Korem Palu. Karena komando itu ada di bawah Korem, ini adalah satu usaha yang signifikan. Pantoloan sudah merupakan pelabuhan yang bisa memuat penumpang yang lebih besar,” ujar dia.

3. ASDP Siapkan 3 Kapal Gratis

Bak gayung bersambut, rencana Budi Karya dijawab PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dengan memberikan bantuan untuk korban gempa di Palu.

Bantuan tersebut berupa tiga kapal gratis yang terdiri dari satu kapal logistik dan dua kapal angkut.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Imelda Alini mengatakan tiga kapal tersebut adalah KMP Julung-julung dari Pelabuhan Toli-toli menuju Pelabuhan Taipa, Sulawesi Tengah, KMP Drajat Paciran dan Kapal Kargo KM Melinda 01 dari Pelabuhan Tanjung Perak langsung ke Pelabuhan Taipa-Sulawesi Tengah.

Program tersebut dilakukan untuk merespons cepat tanggap kondisi darurat pasca gempa.

Adapun, kapal tersebut akan melayani pengangkutan secara gratis bagi masyarakat, maupun komunitas yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan korban.

4. Tambah Petugas Menara Pengawas hingga Jadwal Penerbangan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, saat ini diperkirakan ada 40 penerbangan dalam sehari di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Palu.

Saat ini tengah diupayakan supaya frekuensi penerbangan lebih banyak agar jumlah warga yang bisa diangkut lebih banyak. Caranya adalah dengan menambah personel atau petugas di menara pengawas dan menambah peralatan.

“Dari perkiraan kami akan ada kemungkinan paling tidak 40 take-off, landing. Jadi 20 landing 20 take-off itu adalah kapasitas yang biasa diterima atau dikelola oleh bandara Mutiara. Artinya apabila hari ini kita mengerahkan beberapa petugas-petugas dari Makassar baik ground handling maupun ATC maka Bandara Mutiara dimungkinkan meningkatkan kapasitas,” kata dia.

detik.com

LEAVE A REPLY