Komnas HAM Bakal Bikin Tim Usut Tewasnya Maulana Suryadi Saat Demo di DPR

0

Pelita.online – Komnas HAM mengimbau keluarga mengadukan soal tewasnya Maulana Suryadi (23) alias Yadi saat demo ricuh di gedung DPR RI. Menurut Komnas HAM, pengaduan itu bakal mempermudah mereka untuk meminta Polri menyelidiki ulang kasus ini.

“Kita harap keluarga mengadu ke Komnas HAM sehingga memudahkan kami untuk meminta Polri menyelidiki ulang kasus ini, juga melakukan otopsi untuk lebih memastikan apa penyebab kematian almarhum,” kata Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, saat dihubungi, Sabtu (5/10/2019) malam.

Taufan juga meminta polisi menuntaskan kasus ini. Menurutnya polisi harus mengerahkan seluruh insturmennya untuk menyelidiki kasus ini.

“Kita juga minta polisi menggunakan semua instrumen yang ada untuk menyelidiki kasus ini sampai tuntas.” ujar Taufan.

Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Eksternal Komnas HAM, Sandrayati Moniaga mengatakan kematian demonstran usai ricuh di DPR RI harus diselidiki. Sandra mengatakan pihaknya akan membentuk tim penyelidik untuk mencari adanya dugaan pelanggaran HAM terkait jatuhnya korban jiwa saat demo berujung ricuh selama bulan September 2019.

“(Membentuk) tim pemantauan dan penyelidikan, Komnas HAM juga akan melakukan pemantauan atas banyaknya korban yang jatuh dan dugaan pelanggaran HAM lainnya yang terjadi saat dan pasca demonstrasi 24 September dan seterusnya,” ujar Sandra.

Sandra juga mengaku berduka atas meninggalnya Maulana saat terjadi kericuhan di DPR RI. Ia mendesak Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menyelidiki kematian Maulana.

“Komnas HAM ikut berduka cita atas meninggalnya Almarhum Maulana Suryadi. Kami minta Kapolri melakukan penyelidikan menyeluruh atas peristiwa tersebut,” ucap Sandra.

Diketahui, Yadi ikut demo di sekitar DPR pada Kamis (26/9). Tim Forensik RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku tidak menemukan bercak darah selama menangani jasad Maulana Suryadi. Hasil pemeriksaan RS Polri Kramat Jati menyatakan Yadi meninggal karena sesak napas.

Namun Ibu Yadi, Maspupah, punya cerita tersendiri terkait kondisi jenazah anaknya. Dia yang mengaku kaget karena jenazah putranya bengkak dan berdarah. Maspupah menceritakan sebelum meninggal, Yadi ikut demo.

Selain Yadi, demonstrasi yang berujung ricuh juga menyebabkan dua korban tewas di Kendari. Kedua korban tewas itu adalah Randi dan Yusuf yang merupakan mahasiswa Universitas Halu Oleo.

Randi dinyatakan tewas terkena tembakan. Sementara Yusuf dinyatakan tewas akibat pukulan benda tumpul.

 

Sumber : Detik.com

LEAVE A REPLY