KPK Telusuri 800 Item Aset Pemkot Makassar Hilang

0

Pelita.online – Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dipimpin koordinator wilayah VIII Koordinasi Supervisi dan Pencegahan (Korsupgah) KPK, Ardiansyah Malik Nasution berada di Makassar untuk menelusuri aset-aset Pemkot Makassar yang hilang. Tim ini mendatangi kantor Wali Kota Makassar di Balai Kota, Senin (29/4).

Pertemuan berlangsung di ruang Rapat Wali Kota Makassar Lantai 2. Selain dihadiri Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto juga berkumpul para pimpinan SKPD di lingkup Pemkot Makassar.

Sekitar pukul 14.41 WITA, Wali Kota Makassar yang akrap disapa Danny Pomanto keluar dari ruangan sembari menenteng satu bundel dokumen.

“Iya ada sekitar 4 atau 5 orang tim KPK, rencananya sampai hari Jumat nanti di sini. Kita melakukan pemetaan seberapa dalam kerumitan mengenai aset Pemkot Makassar baik yang tercatat maupun yang tidak tercatat, itu pun dalam kategori yang sudah dirampas orang, sudah dijual oleh oknum pemerintah kota atau menyangkut juga keterlibatan pemerintah. Jadi tadi kita petakan yang kesimpulan akhirnya kita harus turun cek ke lapangan dalam satu atau dua hari ke depan,” kata Danny Pomanto.

Dia mengungkap jika pihaknya telah mempelajari di Google dan melihat ternyata memang banyak aset yang berkurang dan tambah banyak hilangnya.

“Aset Fasilitas Umum (Fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos) berupa tanah dan bagunan ada sekitar 700-800 item yang hilang, yang belum kita temukan, belum diserahkan atau sengaja tidak diserahkan. Nilainya mencapai puluhan triliun. Dari ratusan item itu semua, belum termasuk Kendaraan Dinas (Randis). Namun dari hasil Monitoring dan Evaluasi (Monev) tadi bersama tim Korsupgah KPK, hanya 25 item aset saja yang diprioritaskan,” ujarnya.

Disebutkan, banyak aset yang tidak tercatat dengan berbagai alasan antara lain karena tidak adanya dokumen. Contohnya lahan di bumi perkemahan Caddika di Kecamatan Biringkanaya seluas 10 ha yang kini sisa 3 ha. Lalu lahan terminal cargo di Kelurahan Parang Loe, Kecamatan Tamalanrea, di sertifikat tercatat luasnya 16 ha tapi kabarnya kini tersisa 4 ha.

 

Sumber: Merdeka.com

LEAVE A REPLY