Pertagas Berdayakan Petani Karawang Tingkatkan Produktivitas Padi

0
Petani mengangkat padi saat panen raya di Desa Rancaseneng, Pandeglang, Banten, Selasa (28/7/2020). Perum Bulog menyerap gabah atau beras hasil produksi petani lokal pada musim panen raya sebagai upaya menjaga stok pangan nasional dan menjaga harga jual di tingkat petani. ANTARA FOTO/ Muhammad Bagus Khoirunas/agr/foc.

Pelita.online – PT Pertamina Gas (Pertagas) mendorong petani di jalur pipa gas di Karawang, Jawa Barat menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan produktivitas padi.

“Pertagas dalam menjalankan program CSR (corporate social responsilbity) yang sifatnya community development (comdev), tidak serta merta kita dampingi terus,” kata Manager Community Development & CSR Pertagas Zainal Abidin dalam wawancara daring local hero Sabtu (12/9/2020).

Zainal mengatakan, pada awal 2018 Pertagas mulai mendorong petani di Desa Cilamaya, Karawang lewat program Saung Patra (Desa Unggul Petani Berdaya). “Kami mulai bentuk kelompok sampai peningkatan kapasitas building,” kata Zainal.

Program ini digagas karena adanya degradasi unsur alami tanah, degradasi produksi pertanian dan disfungsi koperasi.

Sementara Aep Endang Sudrajat yang memimpin kelompok tani Gapoktan Saluyu di Cilamaya Karawang mengungkapkan, para petani di wilayahnya kerap mendapatkan tantangan seperti kebiasaan penggunaan pupuk kimia, berkurangnya tingkat kesuburan serta harga gabah yang rendah dan persoalan tungkulak.

Menghadapi persoalan tersebut, Aep berinisiatif menggunakan pupuk organik serta mulai mengajak rekan-rekannya melakukan hal yang sama dengan didampingi Pertagas.

Aep mengaku bertanggungjawab memimpin kelompoknya yang memiliki anggota 374 orang terus berinovasi untuk mengembangkan usaha pertanian organik. Tidak hanya upaya mendorong peningkatan pendapatan anggotanya, namun juga agar kelestarian lingkungan dan kesuburan tanah tetap terjaga.

Dia mengatakan, sebelum menggunakan pupuk organik, padi yang dihasilkan per hektare (ha) mencapai 6 ton-6,5 ton dengan biaya produksi sekitar Rp 10 juta- Rp 11 juta. “Biaya besar karena harus memakain bahan kimia berlebih untuk memberantas hama,” kata dia.

Setelah kerja sama dengan Pertagas dengan menggunaan pupuk organik bisa menghasilkan 7,5 ton per ha dengan biaya Rp 5,5 juta – Rp 6 juta. “Sementara jika tidak ikut program padi sehat/organik hasilnya hanya 5 ton per ha dengan biaya yang cukup besar Rp 10 juta -11 juta,” kata dia.

 

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY