Polda Metro: Operasi Zebra Utamakan Tindakan Preemtif dan Preventif

0
Petugas Polantas Polres Metropolitan Tangerang memeriksa kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor saat dilaksanakannya Operasi Zebra 2019 di Neglasari, Tangerang, Banten, Rabu (23/10/2019). Operasi yang akan berlangsung hingga 5 November 2019 ini menargetkan sasaran para pelanggar yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas seperti tidak mengenakan helm SNI, mengemudikan kendaraan sambil menelepon, tidak menggunakan sabuk pengaman, pengemudi di bawah umur dan lainnya. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.

Pelita.online – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengutamakan tindakan preemtif dan preventif dalam Operasi Zebra Jaya, di Jakarta dan sekitarnya. Sementara penegakkan hukum hanya sekitar 20%.

“Operasi Zebra Jaya 2020 berbeda dengan Operasi Zebra tahun-tahun sebelumnya. Tahun sebelumnya lebih kepada pengenalan hukum, tilang dan razia di mana-mana. Karena Operasi Zebra Jaya saat ini masa pandemi Covid-19, maka persentase penegakan hukum sangat kecil, kurang lebih hanya sekitar 20%. Titik berat utamanya adalah pada upaya preventif dan preemtiv,” ujar Direktur Lalu Lintas Polds Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Sambodo Purnomo, Rabu (28/10/2020).

Dikatakan Sambodo, upaya preemtif yang dilakukan adalah memberikan edukasi, sosialisasi, imbauan, dan teguran simpatik kepada masyarakat untuk mematuhi aturan lalu lintas serta protokol kesehatan.

“Itu dilaksanakan dengan pembagian masker, brosur, leaflet untuk menjaga protokol kesehatan. Selama Operasi Zebra ini setiap hari kita akan bagikan 3.000 sampai 4.000 masker di seluruh polres jajaran wilayah hukum Polda Metro Jaya. Setiap hari, selama 14 hari operasi. Ketika menemukan warga atau masyarakat yang tidak menggunakan masker tidak kita lakukan penilangan, tetapi justru kita berikan penyadaran dan kita berikan masker,” ungkapnya.

Sementara itu, Sambodo mengatakan, penegakan hukum hanya dilakukan kepada pelanggar lalu lintas yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan membahayakan diri sendiri serta orang lain. “Misalnya pelanggaran melawan arus itu kan dia berbahaya bagi diri sendiri ataupun bagi orang lain. Tapi kalau hanya sekadar pelanggaran lainnya kita hanya sifatnya teguran,” katanya.

Berdasarkan catatan, pada hari pertama Operasi Zebra Jaya 2020, jumlah tilang mengalami penurunan signifikan dibanding tahun 2019 lalu. Hari pertama Operasi Zebra Jaya tahun 2019 jumlah tilang sebanyak 6.686, sementara tahun 2020 berjumlah 3.577, turun 3.109 atau 46,50%. Sebaliknya, teguran mengalami peningkatan. Tahun 2019 jumlah teguran 2.097, tahun 2020 sebanyak 4.982, naik 2.885 atau 137%.

Sambodo memprediksi, jumlah penindakan bisa terus turun sampai 57% pada hari ketiga Operasi Zebra Jaya 2020 dibanding tahun sebelumnya. Sementara, teguran simpatik meningkat naik hingga 160%. “Jadi tegurannya yang kita naikkan untuk memberikan edukasi, tilangnya justru jauh kita turunkan,” jelasnya.

Sambodo mengatakan, Ditlantas Polda Metro Jaya juga akan memberikan edukasi soal peraturan lalu lintas kepada pelajar melalui online, webminar dan lainnya, sebagai bagian tindakan preemtif dalam Operasi Zebra Jaya 2020. “Kita menjalin kerja sama dengan pihak sekolah dan guru-guru, termasuk dengan lemdiknas supaya paling tidak setiap sekolah kita diberikan waktu satu jam saja untuk memberikan pengenalan undang-undang lalu lintas kepada anak-anak usia dini level SD, SMP, SMA. Tentu materinya berbeda-beda sesuai tingkatannya. Paling tidak ini untuk menanamkan kedisplinan berlalu lintas diusia dini kepada masyarakat dan anak-anak kita nanti ketika sudah boleh membawa kendaraan paham aturan dalam berkendara,” tandasnya.

Sumber:BeritaSatu.com

LEAVE A REPLY