Pos Indonesia Siap Antar Anak Usaha Melantai di Bursa Efek

0
Ilustrasi

Pelita.Online, Jakarta — PT Pos Indonesia (Persero) membuka opsi untuk mengantar dua anak usahanya melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai 2021 mendatang. Dua entitas usaha itu, yakni PT Pos Logistics Indonesia dan PT Pos Properti Indonesia.

Direktur Keuangan Pos Indonesia Eddi Santosa menuturkan Pos Logistics Indonesia menjadi yang paling potensial untuk melakukan penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada 2021. Sebab, pendapatan bisnisnya lebih besar dibandingkan Pos Properti Indonesia.

“Yang sekarang sudah cukup yang logistik. Sekarang omzet 2018 itu kurang lebih Rp550 miliar dia (Pos Logistics Indonesia) punya penjualan. Setengah triliun,” kata Eddi, Kamis (7/2).

Menuru Eddy, Pos Logistics Indonesia sebenarnya sudah direncanakan untuk IPO sejak 2013 lalu. Makanya, Eddi menilai proses dan kondisi perusahaan sudah jauh lebih matang untuk menjadi perusahaan publik.

“Proyek logistik adalah menjadi besar. Pasarnya terbuka lebar. Pekerjaan rumahnya dari sisi pendanaan,” terang Eddi.

Selain itu, ada potensi kenaikan aset Pos Logistics Indonesia tahun ini seiring dengan langkah perusahaan untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture(JV) dengan perusahaan logistik asal Korea bernama CJ Logistics.

“Neraca ekuitas (sekarang) kira-kira Rp230 miliar. Modalnya dulu Rp275 miliar,” jelas Eddi.

Edi menjelaskan CG Logistics bakal menanamkan modal sekitar Rp300 miliar. Namun, ia masih enggan mengungkap berapa dana yang akan ditanamkan pihaknya dan besaran porsi saham masing-masing perusahaan pada bakal cucu usaha Pos Indonesia tersebut.

“Kami sudah ada tiga kali pertemuan dengan mereka, tadinya Januari kami mau berkunjung ke CG Logistics tapi dibatalkan diganti dalam waktu dekat ini,” terang Eddi.

Eddi mengharapkan kerja sama ini meningkatkan kualitas bisnis logistik yang dimiliki oleh entitas usaha perusahaan. Sebab, ia mengakui kecanggihan teknologi CG Logistics. “Jadi ini dalam hal untuk peralatan teknologi, investasi seperti itu kan tidak bisa dicicil-cicil. Mereka itu bisa kirim barang sampai 6 juta barang per hari lo,” papar Eddi.

Kendati demikian, opsi perusahaan patungan diklaim bukan satu-satunya bentuk kerja sama dengan CG Logistics. Pos Indonesia juga membuka peluang kerja sama operasi (KSO) apabila proses pembuatan perusahaan patungan tak bisa terealisasi tahun ini.

“Mungkin bisa KSO dulu nanti baru bangun perusahaan patungan. Kalau KSO kan ada waktu misal 10 tahun, kalau perusahaan patungan ya permanen,” ucap Eddi.

Pos Properti

Sementara, untuk opsi Pos Properti Indonesia untuk IPO diakui Eddi sebenarnya bukan fokus utama Pos Indonesia dalam mencari pendanaan untuk anak usahanya tersebut. Menurut Eddi, langkah IPO akan diambil ketika Pos Properti Indonesia membutuhkan dana besar.

Eddi mencontohkan perusahaan akan butuh dana besar bila ingin melakukan pembebasan lahan yang cukup luas. Sementara, dalam waktu dekat manajemen tak memiliki rencana untuk membebaskan lahan.

“Pos Properti Indonesia punya aset cukup besar, dengan pinjaman bank kerja sama operasi saja sudah dapat pendanaannya,” ucap Eddi.

Saat ini, Pos Properti Indonesia memiliki ekuitas sebesar Rp100 miliar. Angka itu dinilai cukup untuk menjalankan bisnis properti dalam beberapa waktu ke depan.

Eddi menambahkan bahwa Pos Indonesia akan mulai gencar menyewakan asetnya kepada sejumlah pihak guna mengerek kinerja keuangan perusahaan. Sejauh ini, kata dia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tertarik untuk membuka kantor di lahan kantor Pos Indonesia di kawasan Lapangan Banteng.

CNN Indonesia

LEAVE A REPLY